Pengembalian uang itu karena dia enggan dituduh menyalahi aturan. Pihaknya akan mengikuti aturan yang ada. “Walaupun itu keadaannya darurat. Ngga apa-apa kita ikuti mekanisme yang ada,” ucapnya.
Dia menegaskan tidak melakukan pemotongan, apalagi untuk bensin. Donasi itu digunakan untuk perbaikan ambulans.
“Kalau boleh saya rinci, as kruknya kita ganti, seher kita ganti, metal duduk metal jalan, engine mounting, tentu perlu banyak hampir Rp7 juta yang kita perlukan dan operasional lainnya. Kita juga selain aki yang harus diganti, kita punya program yaitu kain kafan gratis. Jadi beberapa warga tidak tahu itu dari mana dananya, kain kafan gratis kalau ada musibah kita kasih gratis. Mungkin salah satu terobosan kami seperti itu,” ungkapnya.
Baca juga: Heboh BST Dipungli, Wakil Wali Kota Bekasi Kecam Pengurus RT dan RW
Ambulans yang dimiliki warga adalah hasil donasi dan bukan dari pemerintah. Layanan ambulans pun diberikan gratis termasuk layanan kain kafan juga digratiskan untuk warga RW 05. Dia menduga warga banyak yang tidak tahu darimana asal dana operasional tersebut.
“Mengklarifikasi bahwasanya kita tidak memotong untuk bansos. Kita mohon bantuan donasi untuk perbaikan mobil ambulans dan kain kafan. Ini mobilnya kita punya RW 05 alhamdulillah ini donasi dari warga, ini bukan dari pemerintah ya. Ini dari warga dan gratis untuk warga RW 05. Kita punya kafan juga gratis untuk warga 05. Saya bertanggungjawab penuh atas laporan itu. Saya dan RT-RT siap mempertanggungjawabkannya,” ujar Kuseri.[sindonews]