Bukankah saat seperti ini keadaannya, kuliner telah menjadi wajib?
Baiklah, apa masalahnya jika ia telah menjadi kebiasaan bahkan dirasa sebagai sebuah kewajiban. Bukankan manfaatnya begitu besar dan mahal bagi keluarga.
Mari kita simak pola makan Nabi teladan kita bersama keluarganya.
عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ: قَالَ لِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ذَاتَ يَوْمٍ «يَا عَائِشَةُ، هَلْ عِنْدَكُمْ شَيْءٌ؟» قَالَتْ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، مَا عِنْدَنَا شَيْءٌ قَالَ: «فَإِنِّي صَائِمٌ»
Dari Aisyah Ummul Mu’minin radhiallahu anha berkata: Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam berkata kepadaku suatu hari, “Hai Aisyah, apakah kamu punya sesuatu?” Aisyah menjawab: Ya Rasulullah, kami tidak punya apapun. Rasul menjawab, “Kalau begitu, aku puasa.” (HR. Muslim)
Ini bukan masalah kemiskinan atau kekurangan. Tapi ini masalah menyederhanakan urusan makan dan minum. Karena ini dilakukan juga oleh para sahabat lain. Sebagaimana yang disampaikan oleh Al Bukhari dalam salah satu judul babnya di dalam Kitabnya Shahih,
وَقَالَتْ أُمَّ الدَّرْدَاءِ: كَانَ أَبُو الدَّرْدَاءِ يَقُولُ: «عِنْدَكُمْ طَعَامٌ؟» فَإِنْ قُلْنَا: لاَ، قَالَ: «فَإِنِّي صَائِمٌ يَوْمِي هَذَا» وَفَعَلَهُ أَبُو طَلْحَةَ، وَأَبُو هُرَيْرَةَ، وَابْنُ عَبَّاسٍ، وَحُذَيْفَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ
Dan Ummu Darda’ berkata: Abu Darda’ berkata: Apakah kamu mempunyai makanan? Jika kami jawab: Tidak ada, dia berkata: Kalau begitu aku puasa hari ini. Hal ini juga dilakukan oleh Abu Thalhah, Abu Hurairah, Ibnu Abbas dan Hudzaifah radhiallahu anhum.
Nah, ternyata ini merupakan kebiasaan yang diajarkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa ssalam kepada keluarga para sahabat. Dan diterapkan dengan baik di rumah para sahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam.