Bertempat di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Salemba, Jakarta, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi menggelar tasyakuran ulang tahunnya yang ke-63 bertepatan dengan diselenggarakannya Pilkada Jakarta untuk yang pertama kali.
Dalam acara itu, Hasyim berpesan kepada warga Jakarta bahwa di dalam Pilkada persoalan menang-kalah adalah hal yang sangat biasa. Dia berharap pasangan peserta Pilkada DKI beserta pendukungnya bisa menerima hasil pemilihan dengan lapang dada, apa pun itu.
"Sebagai orang yang beriman, kita wajib berprasangka baik pada Allah SWT dan selalu meyakini bahwa segala yang terjadi pada kita itulah jalan yang terbaik bagi kita. Manusia itu hanya bisa berdoa dan berikhtiar, dan hasilnya terserah pada Allah, karena Allah-lah yang Maha Mengetahui segala sesuatunya, ” papar Hasyim.
Pendamping Megawati Soekarnoputri pada pemilihan presiden 2004 itu mengisahkan, ketika dalam pilpres dirinya dikalahkan pasangan SBY-Kalla, dirinya menerima hal itu dengan lapang dada. “Saya tidak dendam, bahkan saya juga datang di pelantikan pasangan yang menang itu, ” tambahnya.
“Kalah menang dalam pertandingan politik itu (kita) anggap saja main badminton, kalah atau pun menang sama sehatnya, " ujar Hasyim.
Coba Kalau Jadi Partai
Acara tasyakuran ulang tahun dilakukan dengan cara yang amat sederhana, hanya dengan makan nasi tumpeng bersama. Walau demikian, acara berlangsung meriah dihadiri banyak orang dari berbagai kalangan dan latar belakang, bahkan lintas partai politik.
Menyadari hal itu, dengan kebiasaannya melontarkan joke-joke segar, Hasyim Muzadi berkata, ”Beginilah NU, orang lain jadi saudara. Coba kalau jadi partai, saudara-saudara justru jadi orang lain. (Rizki)