Eramuslim.com – Sebagian besar jajak pendapat menunjukkan Presiden Recep Tayyip Erdogan tertinggal di belakang pemimpin oposisi Kemal Kilicdaroglu di pemilihan presiden (pilpres) Turki.
Dalam survei yang dilakukan pada 6-7 Mei, lembaga survei terkemuka Konda menyatakan, dukungan untuk Kilicdaroglu mencapai 49,3 persen. Sementara Erdogan hanya 43,7 persen.
Survei lain oleh perusahaan riset politik Gezici menunjukkan Kilicdaroglu unggul 1 poin dari Erdogan dengan 46,9 persen.
Survei tatap muka yang dilakukan pada 10-11 Mei terhadap hampir 4.000 orang oleh agensi Orc memprediksi kemenangan langsung di putaran pertama untuk kandidat Partai Rakyat Republik (CHP) Kemal Kilicdaroglu dengan dukungan 51,7 persen.
Pada Kamis (11/5/2023) pemimpin Partai Tanah Air, Muharram Ince, mundur dari pemilihan presiden. Hal ini diharapkan secara luas akan meningkatkan peluang Kilicdarogolu dan Aliansi Bangsa enam partainya.
Salah satu dari sedikit jajak pendapat yang memprediksi kemenangan Erdogan adalah Optimar, yang dilihat oleh banyak orang sebagai lembaga yang condong ke pemerintah. Dalam jajak pendapat tersebut diperkirakan Erdogan akan memenangkan mayoritas suara langsung sebanyak 50,4 persen.
Hasil pemilihan umum pada Minggu (14/5/2023) sendiri menunjukkan fakta sebaliknya di mana Erdogan justru lebih unggul.
Dengan lebih dari 99 persen suara sudah dihitung, pemimpin Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK), Erdogan telah menerima 49,51 persen suara. Sementara Kilicdaroglu, pemimpin Partai Rakyat Republik (CHP), memperoleh 44,89 persen.
Lantaran tidak adanya kandidat yang memperoleh lebih dari 50 persen suara, maka pemilihan putaran kedua akan dilakukan pada 28 Mei mendatang.
Sinan Ogan dari Aliansi ATA, yang merupakan kandidat capres menerima 5,17 persen suara. Hal ini mengejutkan para pengamat. Ogan kemungkinan akan memainkan aturan penting dalam putaran kedua karena Erdogan dan Kilicdarogolu akan mencoba untuk mendapatkan suara dari pendukungnya.
Seorang rekan senior dari Institut Washington, Sonar Cagaptay mengatakan, hasil pemilu Turki di luar ekspektasi.
“Erdogan unggul sekitar 3 poin persentase atau lebih, itu mengejutkan,” kata Cagaptay, dilaporkan Aljazirah, Senin (15/5/2023).
Jurnalis Aljazirah, Sinem Koseoglu yang melaporkan dari Istanbul mengatakan, secara umum jajak pendapat tidak terlalu dapat diandalkan di Turki.
“Sebelum pemilihan, banyak lembaga survei yang dikritik dan dituduh menunjukkan afiliasi dengan partai atau pemimpin tertentu. Di satu sisi, (pemilihan) ini menunjukkan kepada kita bahwa lembaga survei dipolitisasi, dan mereka mencoba memengaruhi pemilih,” ujar Koseoglu dikutip dari Republika.co.id.
Pemilih oposisi menyatakan kekecewaan dan ketidakpercayaan atas perolehan suara Erdogan di putaran pertama. Pemilihan presiden dan parlemen pada Ahad (14/5/2023) menyajikan tantangan terbesar dalam 20 tahun kepemimpinan Erdogan. Dia tidak pernah kalah dalam pemilihan sejak 1994 ketika menjadi wali kota Istanbul.Di Indonesia, hasil survei Pilpres 2024 juga memunculkan banyak perdebatan. Itu karena hasil mereka sebagian bertolak belakang dengan lembaga survei lainnya. Publik menganggap hasil survey saat ini hampir seluruhnya adalah pesanan. (*)
Sumber: herald