Perseteruan antara Jokowi vs umat diprediksi akan berakhir pasca pilpres. Pembelahan dua kubu anak bangsa yang terus memproduksi kegaduhan diperkirakan akan berhenti setelah pilpres. Ternyata, prediksinya meleset. Apa faktornya? Masifnya kecurangan. Baik kecurangan sebelum, saat dan setelah pilpres. Fenomena kecurangan inilah yang telah memperpanjang dan makin mempertajam perseteruan itu.
Fenomena persekusi dan kriminalisasi pasca Pilgub DKI bermetamorfosis menjadi fenomena kecurangan di pilpres. Ulama dan umat meyakini betul terjadinya kecurangan secara masif, terstruktur dan sistematis. Inilah yang mendorong para ulama itu mengadakan Ijtima” Ulama ke-3. Ada lima poin hasil ijtima” Ulama ke-3 yang dihadiri 1000-an utusan dari berbagai wilayah di Indonesia tanggal 1 Mei kemarin. Di antara lima poin itu, poin nomor tiga nampaknya yang dianggap paling penting dan substansial. Isi poin ketiga itu adalah:
“Mendesak Bawaslu dan KPU untuk memutuskan pembatalan/diskualifikasi paslon capres cawapres 01”.
Poin ini merupakan sikap tegas hasil Ijtima” Ulama ke-3 bahwa ulama-umat tidak menerima Jokowi jadi presiden. Lalu, apa yang mungkin terjadi setelah hasil Ijtima” Ulama ke-3 mendiskualifikasi Jokowi?
Ulama hanya punya umat. Mereka bisa berkumpul dalam jumlah massa yang sangat besar untuk pressure KPU agar mendiskualifikasi Jokowi. Basis massa inilah yang menjadi kekuatan yang dimiliki para ulama selama ini. Fenomenanya akan mirip seperti aksi 212. Aman dan damai.