Eramuslim.com – Pihak Istana sudah membenarkan bahwa Presiden Joko Widodo telah mengangkat Komjen Pol (Purn) Gories Mere dan Diaz Hendropriyono menjadi Staf Khusus Presiden
Gories Mere dikenal dekat dengan dunia intelijen dan pemberantasan teroris. Ia pernah menjabat Kepala Densus 88 dan Kepala Badan Narkotika Nasional.
Sedangkan Diaz adalah anak ketiga dari tokoh penting di balik kemenangan Jokowi di Pilpres 2014, A.M. Hendropriyono. Diaz sendiri adalah pendiri relawan “Kawan Jokowi” dan saat ini masih menjabat Komisaris PT Telkomsel.
Informasi beredar menyebutkan Gories akan ditempatkan sebagai Staf Khusus Bidang Intelejen, sementara Diaz akan ditempatkan menjadi Staf Khusus Presiden Bidang Sosial. Namun, Istana menyebut tidak ada tugas spesifik untuk mereka.
Kabar itu mendapat tanggapan politikus Partai Gerindra, Desmond Mahesa. Dia menilai pengangkatan kedua orang itu tidak ideal.
“Saya kira tidak ideal. Mana ada yang pernah ideal saat Jokowi jadi presiden. Staf khusus ini saya kira percuma, dan saya tidak habis pikir Bang Gories Mere dijadiin staf khusus intelijen. Kasihan beliau, nanti tidak efektif,” sesal Desmond ketika dihubungi, Senin (11/7).
Lagipula, di tengah situasi seperti ini, rakyat Indonesia tidak membutuhkan lagi tambahan Staf Khusus Presiden.
“Mau tambah staf khusus 20, 50, 100 orang juga enggak apa-apa. Kalau bisa seluruh rakyat Indonesia dijadikan staf khusus,” ucapnya.
“Harusnya Jokowi bikin juga staf khusus kartu lapar, kartu miskin, kartu sejahtera untuk masyarakat. Kan yang terpenting itu. Staf khusus vaksin dan kesehatan saja sekalian,” sindirnya.(ts/rmol)