Eramuslim – Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan, menyebut ketimpangan ekonomi di Indonesia masih cukup tinggi. Hal tersebut disebabkan Indonesia masih menganut sistem ekonomi liberal.
“Ekonomi Indonesia saat ini sangat liberal, yang terlihat bahwa 4 orang terkaya Indonesia setara bahkan lebih dari 100 juta kekayaan penduduk miskin,” ujar Anthony saat memberi paparan dalam acara seminar ekonomi di era Jokowi di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis (5/4).
Kesenjangan ini disebabkan oleh penguasaan aset yang sebagian besar masih dimiliki oleh segelintir orang atau pengusaha. Salah satunya terjadi di penguasaan lahan perkebunan dan pertambangan.
“Kepemilikan lahan perkebunan dan pertambangan dikuasai segilintir kelompok pengusaha dan dikuasai asing dan konglomerat CPOnya. Jalan raya semuanya berbayar. Jalan tol juga ditawarkan ke investor,” jelasnya.
Menurut Anthony, kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah saat ini juga belum terlepas dari kepentingan politik. “Kita lihat yang lebih mengkhawatirkan bahwa sejak reformasi kita sudah menuju komponen korporasi. Kebijakan-kebijakan politik ekonomi itu diwarnai kepentingan korporasi. Jadi tidak steril kepentingan masyarakat,” jelasnya.
Anthony menambahkan, kebijakan lain seperti ekonomi pancasila dinilai belum memberi dampak banyak bagi ekonomi Indonesia. Hingga kini pelaksanaannya masih tergolong normatif dan belum ada implementasi nyata.