Salah satu solusi dalam menyelamatkan generasi muda Islam adalah dengan mengubah pola pikir hedonisme dan permisivisme yang membuat moralitas bangsa menjadi jatuh. Hal tersebut dikatakan Dai dan mantan artis Ustad Khoir Hari Moekti.
"Mengapa moralitas generasi muda semakin merosot? Ini karena pemikiran dan kehidupan para pemuda tidak jauh dari hedonisme dan permisivisme, " kata Hari Moekti dalam seminar "Pemuda Islam Era Globalisasi: Menata Diri, Raih Prestasi", di Universitas Islam Jakarta.
Menurutnya, hedonisme adalah paham yang mengutamakan pemuasan nafsu duniawi semata, sedangkan permisivisme adalah paham yang serba membolehkan segalanya. Dan saat ini, kemerosotan akhlak kaum muda itu juga ditambah dengan semakin "canggih"-nya berbagai hal yang dapat merusak moralitas mereka.
"Akibatnya, hedonisme dan permisivisme menjadi acuan perbuatan sehingga mereka (kaum muda) tidak memperoleh informasi yang benar dan lebih banyak dibombardir paham-paham tersebut, " "ungkap mantan rocker di era 80-an ini.
Ia juga menyesalkan, sikap masyarakat yang cenderung menganggap berbagai kemerosotan akhlak sebagai hal yang wajar. Hari mencontohkan, perselingkuhan dengan melakukan perzinahan, di mana kini sebagian masyarakat ada yang menganggap perbuatan tersebut boleh dilakukan, bila antara laki-laki dan perempuan sudah suka sama suka.
Hari berpendapat, seorang muslim harus dapat mengubah pola pandang sesat tersebut, antara lain dengan mengubah standar yang dipakai dari "baik-buruk" menjadi "halal-haram."
Dengan demikian, lanjutnya, maka sudah jelas bahwa perilaku seperti perzinahan itu harusnya dipertimbangkan bukan dari nilai baik atau buruk yang bisa relatif, tetapi dari kacamata halal atau haram yang telah jelas tercantum dalam Al-Qur`an dan hadis nabi.
Selain itu, Ia juga menyerukan agar umat juga berpatokan pada konsep PAS dalam bersikap terhadap ajaran Islam yang mereka emban. "P adalah Pahami Islam, A adalah Amalkan Islam, dan S adalah Sebarkan Islam, "tandasnya.(novel)