Hari Kesehatan Nasional: Ulama Ponpes Jawa Timur Diberi Penghargaan

Ketua Umum PBNU KH. Hasyim Muzadi bersama dengan pimpinan pondok pesantren di Jawa Timur memperoleh penghargaan Lencana Satria Bhakti Husada dari Menteri Kesehatan RI. Pemberian penghargaan itu dilakukan pada puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-43 yang digelar, di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (14/11).

Penganugerahan beberapa tanda penghargaan berupa, Manggala Satria Bhakti Husada Aditya dan Satria Bhakti Husada Aditya diberikan kepada masyarakat atau institusi yang dianggap peduli terhadap kesehatan masyarakat.

Pimpinan pondok pesantren yang memperoleh penghargaan itu antara lain, Pimpinan Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang Jawa Timur KH. Shollahuddin Wahid (Gus Solah), KH.Idris Marzuki pengasuh Pondok Lirboyo Kediri Jawa Timur, KH. Abdullah Faqih Pimpinan Pondok Pesantren Langitan Widang, Tuban, Jawa Timur, serta KH. Mizakizah pengasuh Pondok Pesantren Al-Jabiri, Jember, Jawa Timur.

Selain itu, lencana Ksatria Bhakti Husada Aditya juga diberikan kepada Mendagri Mayjen TNI Purn H. Mardianto, Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad, dan juga Ketua Umum DPP Walubi Hartati Murdaya.

Peringatan Hari Kesehatan Nasional di Stadion olahraga Bung Karno ini dihadiri Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam pidatonya, SBY mengingatkan, seluruh komponen masyarakat, termasuk komunitas pesantren, untuk terlibat dan berperan aktif dalam pembangunan kesehatan.

"Saya minta seluruh komponen masyarakat dilibatkan dalam pembangunan kesehatan, keterlibatan pemimpin pesantren dan komunitasnya menunjukkan pembangunan kesehatan memperoleh hasil yang lebih baik, "ujarnya.

SBY juga mengintruksikan kepada jajaran Pemerintah Daerah untuk untuk menambah alokasi anggaran kesehatan ke dalam APBD, sehingga lebih memadai.

"Tingkatkan upaya pembangunan kesehatan, jangan pasif pemimpin harus turun ke lapangan dan memastikan program berjalan dengan baik, "tandasnya.

Menurutnya, pembangunan kesehatan untuk saat ini telah menunjukan hasil yang positif, di mana indikator itu terlihat pada angka kematian bayi yang turun dari 36 bayi per seribu kelahiran pada tahun 2003, menjadi 32 bayi per seribu kelahiran pada tahun 2005. Selain itu jumlah usia hiudp meningkat dari 66, 2 tahun pada 2004 menjadi 69, 4 hampir 70 tahun pada 2006. (novel)