Forum Umat Islam (FUI) mengajak dan menyeru umat Islam diseluruh Indonesia, khususnya di Jakarta untuk turun ke jalan dalam ‘Hari Kemarahan Umat Sedunia’ pada Jum’at (23/1) ba’da sholat Jum’at melakukan long march dari Bunderan Hotel Indonesia menuju Istana Negara untuk menyampaikan protes terhadap Israel.
"Gencatan senjata sepihak yang diumumkan oleh zionis Israel menjelang pelantikan Obama sebagai Presiden AS mengalihkan perhatian publik terhadap masalah di Gaza, padahal darah dan luka-luka yang diderita umat Islam belum kering," kata Sekjen FUI M. Al-Khaththath dalam konferensi pers, di Masjid Al Barkah, Jakarta, Kamis.
Ia menegaskan, gencatan senjata sepihak tidak boleh melupakan pembantaian yang dilakukan oleh Israel dengan menggunakan senjata kimia. "Berdasarkan informasi relawan FUI di Gaza, situasi disana masih gawat," ujarnya.
Oleh karena itu, FUI dalam aksi pada Hari Kemarahan Umat Sedunia akan menyampaikan lima tuntutan umat hancurkan
Israel (LUMAT Israel) antara lain, seret dan adili Ehud Olmert (PM Palestina) dan Tzipi Livni (Menlu Israel) penjahat perang abad ini, Satukan dunia Islam, usir Israel dari Palestina, Boikot produk-produk Israel dan antek-anteknya, Batalkan pembelian senjata ke Israel, dan Bantu rakyat Gaza dan Palestina.
Dalam kegiatan itu akan diadakan pendaftaran relawan yang akan berangkat ke Palestina dan juga penggalangan bantuan kemanusiaan untuk korban keganasan zionis Israel. Koordinator aksi Ustad Abu Saad mengatakan, aksi yang dilakukan oleh gabungan ormas-ormas Islam ini untuk mengetuk hati kaum muslim Indonesia yang menjadi mayoritas di negeri ini untuk menunjukkan kepeduliannya terhadap penderitaan yang dialami oleh bangsa Palestina.
Aksi Sejuta Umat untuk Solidaritas Palestina ini akan diisi oleh orasi dari para Pimpinan Ormas Islam, Pondok Pesatren dan Majelis Taklim. Diantaranya adalah, KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafii (Pimpinan Perguruan As-Syafi’iyah), KH. Syaifudin Amsir (Komisi Fatwa MUI), KH. Abu Bakar Baasyir (Amir Jamaah Anshorut Tauhid), KH. Ahmad Sumargono, Ust. Awit Masyhuri (FPI), Ferry Nur (Sekjen KISPA) dan sebagainya. (novel)