Direktur Migrant Care Anis Hidayah menyatakan, peringatan Hari Buruh Sedunia hari in adalah hari berkabung bagi kaum buruh migran. Alasannya, terhitung sejak Januari-April 2007, 44 buruh migran Indonesia meninggal dunia di luar negeri.
"Dari 83% dari jumlah buruh migran yang meninggal, 37 orang di antaranya perempuan dan mayoritas bekerja di sektor domestik sebagai PRT migran, "ujar Anis kepada pers di Jakarta, Selasa (1/5).
Dijelaskannya, di Singapura, penyebab kematian buruh migran karena jatuh dari bangunan yang tinggi, di Saudi Arabia mereka meninggal karena sakit dan kekerasan oleh majikan, di Malaysia penyebab kematinnya beragam, mulai dari sakit, kecelakaan kerja, mati di tangan RELA, dan terseret arus banjir.
"Di Malaysia 13 orang, Singapura 9 orang, Saudi Arabia 7 orang, Yordania 7 orang, Taiwan 5 orang, Hongkong 2 orang dan Jepang 1 orang. "
Ke-44 orang buruh migran Indonesia yang meninggal dunia di luar negeri tersebut adalah Indarwati (32), Utari Widi Astuti (19), Atik Ekowati, Rumaikah, Rumiati, Iri, Dwi Novita sari, Jiah Bt Santukiman, Ridaah Bt Saharun, Umi Kulsum, Musdolifah (36), Kasiatun Bt Sukarno, Carmini Bt Jaidi, Istiqomah, Dasiah (32), Evi Priyanti, Dwi Kumiyah (24), Siti Juliah (30), Reni Endang Kusumawati, Susanti (30), Habi Rahman, Eka Yuanita, Rujiatmi, Rico Juan Afriyanto (28).
Selanjutnya, Martukan (34), Nurhidayah, Watem (30), Nita, Juliana Desanti Taopan (26th), Siti Juriyah, Caswati, Darsiah, NN, NN, Sunarsih, 28, Sunarti (29), Gozali (38), NN (perempuan), Asmali (34), NN (32), Ahmad Apik, Edi Saturahman, dan Soleman Fobia.
"Tidak jarang di antara mereka penyebab kematiannya belum jelas meski jenazah telah dipulangkan ke Indonesia. Bahkan tiga di antaranya hingga kini masih misterius atau identitasnya belum jelas. Di sisi yang lain, masih banyak juga jenazah mereka yang belum dipulangkan ke Indonesia meski telah meninggal selama berbulan-bulan, " imbuhnya.
Karena itu pula, Migrant Care menyatakan Hari Buruh Sedunia (May Day) 2007 ini sebagai hari berkabung bagi buruh migran Indonesia dan mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk ikut menaikan bendera setengah tiang sebagai wujud turut berduka cita atas meninggalnya Para Pahlawan Devisa.
Terkait dengan hal itu, pihaknya mendesak Pemerintah Indonesia harus secara serius menangani dan merespon tingginya angka kematian buruh migran Indonesia di luar negeri dan memberikan penghormatan serta penghargaan kepada setiap jenazah buruh migran yang dipulangkan ke Indonesia layaknya seorang pahlawan.
"Pemerintah Indonesia harus segera memulangkan jenazah-jenazah buruh migran yang hingga kini masih tertahan di berbagai negara disertai dengan pemberian hak-haknya. Sekaligus juga mengusut tuntas penyebab-penyebab kematian tersebut, termasuk mereka yang kematiannya masih misterius, " imbuhnya. (dina)