Menjelang peringatan hari AIDS Internasional 1 Desember mendatang, Mahasiswa yang tergabung dalam Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Indonesia menolak pemberian kondom gratis. Demikian yang disampaikan Ketua Puskomnas FSLDK Dani Setiawan dalam siaran persnya, sebelumnya pernyataan sikap itu telah dibacakan dalam Seminar Anti Pornografi, di Kampus UI Depok.
Penolakan tegas itu didasari oleh alasan karena AIDS, adalah penyakit yang ditimbulkan oleh penyimpangan prilaku manusia.
"Alangkah dangkalnya jika solusi yang ditawarkan hanya secara medis, apalagi dengan menganjurkan penggunaan kondom.Pencegahannya adalah dengan merubah prilaku seksual ke arah yang benar, bukan dengan kondomisasi, "ujar Dani yang merupakan Mahasiswa Universitas Airlangga, Surabaya.
Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus, juga menolak cara-cara pelegalan seks bebas yang dibalut dengan kampanye anti AIDS. Sebab, tambahnya, secara sosial upaya kondomisasi itu akan menimbulkan praktek perzinahan dan prostitusi secara massif.
Oleh karena itu, FSLDK saat ini secara konsisten mengadakan pemberantasan penyebaran AIDS dengan proses penyadaran moralitas di kalangan mahasiswa dan remaja, melalui program pembinaan akhlak berupa mentoring keIslaman di lebih dari 100 kampus di Indonesia.
RUUPornografi Masih Jalan Di tempat
Sementara itu, menyoroti belum adanya payung hukum untuk mencegahan penyakit masyarakat seperti, pergaulan bebas. Ketua LDK Salam UI Syarif Hidayatulloh sangat menyesalkan kelambanan DPR dalam mengesahkan RUU Pornografi selama setahun ini.
“Padahal gelombang pornografi dan pornoaksi sangat keras menggedor ruang publik, dan ruang individu yang sebagian besar adalah remaja dan anak-anak, “tandas Syarif, yang juga mahasiswa FMIPA UI.
Karena itu, LDK Salam UI dan FSLDK sebagai bagian dari mahasiswa Indonesia yang beranggotakan 500 kampus dan lebih dari 15. 000 mahasiswa se-Indonesia mendesak pemerintah dan DPR agar segera mengesahkan RUU APP, jika tidak mereka mengamcam untuk melakukan aksi unjuk rasa k Gedung DPR.
“ LDK Salam UI dan FSLDK konsisten dalam melawan setiap budaya pornografi dan pornoaksi yang akan menjerumuskan masyarakat ke dalam lembah kehinaan” tegas Dani Setiawan yang merupakan peserta Program Beasiswa Nasional PPSDMS Nurul Fikri.
RUU ini diharapkan memiliki cukup legitimasi baik dari sisi yuridis maupun sosiologi. FSLDK juga menyesalkan perdebatan prokontra RUU Pornografi yang terkesan bermuatan sektarian. Sebab RUU ini bukan hanya untuk kalangan Umat Islam, namun untuk menjamin kehidupan yang beradab dan sehat di tengah-tengah masyarakat kita secara keseluruhan. (novel)