Anggota Komisi VII FPDIP Ramson Siagian mendesak Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu dan Menteri Perindustrian Fahmi Idris tidak hanya bisa marah-marah kepada nelayan dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terkait dengan keluhan mereka atas tingginya harga solar.
Pada pers di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (20/4), Ramson mengatakan, akibat harga solar naik, banyak nelayan dan industri tekstil kecil dan menengah di sepanjang Pantura Jawa Tengah bangkrut akibat tidak sanggup membeli solar, karena harganya terus naik. Saat ini 90 persen nelayan terancam bangkrut.
Oleh sebab itu, Ramson meminta kedua menteri tersebut tidak hanya bisa marah-marah tapi sebaiknya mengurusi para nelayan dan industri kecil dan menengah karena kondisinya mengkhawatirkan.
Hal itu disampaikan Ramson setelah dirinya melakukan perjalanan ke Tegal, Pemalang, Pekalongan, dan Batang (Jawa Tengah) beberapa waktu lalu dan ternyata nasib mereka sangat menyedihkan.
Menurutnya, kalau pemerintah tidak cepat mengambil solusi maka keadaan akan makin parah dan mengancam timbulnya gejolak sosial. Yang jelas dengan tidak melautnya para nelayan, pengangguran terus bertambah dan kehidupan rakyat makin melarat dan pahit.
Industri perikanan yang megap-megap juga akan gulung tikar. Akibat harga yang tinggi –termasuk akibat tingginya harga solar, industri tekstil rumah tangga juga banyak yang tutup.
Karena itu pemerintah perlu segera turun tangan untuk membantu mereka dengan memberikan subsidi dan harga murah. “Hal itu penting karena harga solar bersubsidi dengan solar yang dijual kepada nelayan perbedaannya cukup besar, yakni sekitar Rp 1.700 per liter. Persisnya, solar bersubsidi harganya Rp 4.300 per liter, sedangkan solar yang dijual ke nelayan Rp 6.000 per liter,” tandasnya. (dina)