Eramuslim.com – Bulog telah memprediksikan kenaikan harga beras pada oktober tahun ini, karena alasan bukan musim panen dan cuaca ekstrim el nino yang terjadi sehingga mengganggu produktivitas padi di para petani.
Untuk mengantisipasi kenaikan tersebut, Bulog akan lakukan intervensi kepada pasar dengan cara operasi pasar bekerjasama dengan menteri yang terkait seperti menteri perdagangan.
Kalau Bulog bisa memprediksikan akan terjadi kenaikan harga beras, mungkin yang menjadi pertanyaan adalah mengapa tidak diberlakukan operasi pasar sebelum terjadi kenaikan, artinya memberikan kepastian keterbutuhan suplai beras dipasar dengan demikian kenaikan tidak akan terjadi.
Apakah kondisi kenaikan harga beras ini akan memicu kepentingan impor beras, dengan menjadikan kebajikan impor beras dapat dibenarkan, untuk mencapai target impor 2 juta ton tahun 2016.
Sebenarnya apa yang dikejar dan menjadi target yang harus dicapai Bulog?
Apakah target impor beras?
Ataukah stabilitas harga beras dipasar?
Kalau untuk stabilitas harga beras di pasar, Bulog sudah punya hitungannya, lalu mengapa bertindak baru setelah kejadian; bukan bertindak sebelum kejadian artinya minimal Bulog Antisipasi situasi dan keadaan.
Sama dengan ketersedian daging sapi, ketika waktu menjelang dan lebaran; Bulog baru lakukan operasi pasar mengapa tidak tiga bulan sebelum dari lebaran, Bulog lakukan intervensi kepada pasar agar harga daging tidak naik signifikan.
Melihat fenomena yang dilakukan Bulog, bukankah ini termasuk kegiatan Mafia itu sendiri, Sebuah badan milik negara tidak bekerja demi kesejahteraan rakyat tetapi demi kesejahteraan para pengimpor.(ts/lingkaran)