Hubungan bilateral Indonesia dan Australia akan stabil, seiring rencana pertemuan pemimpin kedua negara yaitu PM Australia John Howard dan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada 26 Juni mendatang di Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Departemen Luar Negeri Desra Percaya, di Kantor Departemen Luar Negeri, Jakarta, Jum’at (9/6).
"Sudah merupakan hal yang logis kedua negara mengadakan pertemuan tingkat tinggi, karena sebelumnya sudah dilakukan pertemuan pada tingkat menteri sebanyak dua kali, untuk memulihkan hubungan kedua negara pascapemberian visa kepada 42 warga Papua," jelasnya.
Menurutnya, sebagimana diketahui pada awal April lalu, Presiden SBY pernah mengatakan bahwa kedua negara perlu menata ulang kembali hubungan bilateral yang ada, karena akibat dari kebijakan Australia itu, Indonesia mengambil langkah diplomatiknya dengan menarik Duta Besar RI untuk Australia Abdullah Hamzah Thayyeb.
Namun pihaknya tidak dapat menjamin hubungan kedua negara akan berjalan normal kembali, karena hal itu tergantung dari hasil pembicaraan antara kedua pemimpin negara.
Mengenai keberadaaan Duta Besar Hamzah Thayyeb di Indonesia, Ia menegaskan akhir pekan ini Dubes RI untuk Australia tersebut akan kembali ke Canberra, untuk keperluan mempersiapkan kunjungan PM Australia John Howard ke Indonesia.
"Dubes Hamzah Thayyeb akan kembali ke Canberra beberapa jam lagi, ia akan tiba akhir pekan ini, kepulangan Pak Hamzah sudah permanen," tandasnya.(novel)