Hamas menyatakan tembakan-tembakan roket dari Jalur Ghaza ke wilayah Israel dilakukan oleh para "kolaborator" yang bekerjasama dengan Israel untuk melanggar kesepakatan gencatan senjata antara pejuang Palestina dan Israel di Jalur Ghaza.
"Saya pikir mereka yang bertanggung atas tembakan-tembakan roket adalah mereka yang berkolaborasi dengan Israel. Karena sudah ada konsensus dari semua faksi pejuang Palestian untuk menghormati kesempatan gencatan senjata itu, " kata Mahmud Zahar, salah seorang pimpinan Hamas.
Pada sebuah stasiun radio di Ghaza, Zahar mengatakan bahwa kelompok yang menembakkan roket ke wilayah Israel punya hubungan dengan Israel agar Israel punya alasan untuk terus menekan warga Palestina di Ghaza.
Sejak tercapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Ghaza dengan Israel bulan Juni kemarin, sedikitnya terjadi 40 kali tembakan mortir dan roket dari Ghaza ke wilayah Israel. Terakhir, sebuah roket mendarat di tanah kosong di kota Sderot, selatan Israel. Namun akibat tembakan roket itu, Israel membalasnya dengan menutup semua perbatasan dengan Jalur Ghaza sehingga pengiriman makanan dan bahan bakar untuk warga Ghaza kembali terhenti.
Selama ini, Hamas sudah menunjukkan komitmennya untuk mematuhi gencatan senjata, bahkan Hamas menindak beberapa kelompok-kelompok kecil pejuang Palestina yang masih menembakkan roketnya. Berbeda dengan Israel yang masih terus melakukan pelanggaran dengan menggelar operasi-operasi militer dan penangkapan anggota Hamas di Tepi Barat. (ln/al-arby)