Eramuslim.com – Gerakan Perlawanan Islam, Hamas, mengancam akan mengeksekusi satu sandera ‘Israel’ setiap kali entitas Zionis mengebom satu rumah warga Palestina tanpa peringatan.
“Mulai saat ini, setiap penyerangan terhadap keluarga-keluarga di Gaza akan kami jawab dengan eksekusi satu demi satu tawanan yang ada pada kami. Kami akan umumkan dengan suara dan gambar,” ungkap Abu Ubaida, pimpinan militer Hamas dalam pernyataannya (10/10/2023).
Ancaman Hamas disampaikan saat ‘Israel’ mengerahkan 300.000 tentara cadangan dan blokade total Gaza dengan memutus seluruh akses makanan, air, bahan bakar dan listrik ke wilayah Palestina tersebut.
Peringatan dari Hamas datang pada hari Senin ketika jumlah korban tewas akibat serangan mendadak kelompok bersenjata tersebut pada akhir pekan lalu meningkat menjadi 900 orang di ‘Israel’ dan serangan balas dendam oleh pasukan Zionis di Jalur Gaza yang terkepung menewaskan hampir 700 orang dan menyebabkan lebih dari 3.700 orang terluka.
Blok-blok apartemen tempat tinggal, rumah sakit, sekolah dan sebuah masjid termasuk di antara lokasi-lokasi yang diserang oleh pesawat tempur, artileri dan pesawat tak berawak ‘Israel’, menurut laporan-laporan media dan para saksi mata.
Juru bicara Hamas Abu Ubaida mengeluarkan ancaman pada hari Senin akan mengeksekusi sandera di antara puluhan orang yang ditawan oleh kelompok tersebut. Ia mengatakan seorang sandera Israel akan dibunuh untuk setiap pengeboman ‘Israel’ terhadap rumah warga sipil tanpa peringatan.
Menteri Luar Negeri Zionis Eli Cohen mengatakan lebih dari 100 orang ditawan oleh Hamas dalam serangan lintas batas yang mematikan pada akhir pekan lalu.
Ketika pasukan ‘Israel’ melakukan serangan balasan yang intens di Gaza pada hari Senin, Menteri Pertahanan Zionis Yoav Gallant menuai kecaman internasional dengan mengumumkan blokade total terhadap daerah kantong yang padat penduduk dan terkepung tersebut, yang merupakan rumah bagi 2,3 juta orang.
Gallant mengatakan Israel akan memberlakukan “pengepungan total” terhadap Gaza: “Tidak ada listrik, tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada gas – semuanya ditutup.”
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan bahwa ia “sangat tertekan” dengan pengumuman pengepungan tersebut dan memperingatkan bahwa situasi kemanusiaan di Gaza yang sudah sangat buruk sekarang akan “semakin memburuk”.
Guterres juga mengatakan bahwa sekitar 137.000 orang berlindung di bawah naungan UNRWA, sebuah badan PBB yang menyediakan layanan-layanan penting bagi warga Palestina.
Human Rights Watch mengatakan bahwa blokade total ‘Israel’ terhadap kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari di Gaza merupakan kejahatan perang.
(Hidayatullah)