Surat Keputusan bersama (SKB) Tiga Menteri tentang Ahmadiyah yang ditandatangani Senin sore (9/6) mengecewakan banyak kalangan. Selain isinya yang multi-tafsir sehingga bisa memancing perdebatan yang tiada habisnya tentang kelompok sesat yang menjadi kacung kepentingan Zionis ini, SKB tersebut juga memperlihatkan siapa sebenarnya para penghuni pemerintahan negara ini, dari kepala negara hingga menteri-menteri terkait.
Selasa siang (10/6) pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab kepada wartawan di Mapolda Metro menegaskan jika SKB yang dikeluarkan pemerintah tersebut sangat mengecewakan umat Islam. “SKB itu SKB Banci! Jangankan pelarangan kelompok sesat Ahmadiyah, pembekuan saja tidak. SKB itu SKB yang melindungi penodaan agama. SKB Ahmadiyah itu SKB Banci!” tegasnya berkali-kali. “Umat Islam harus terus memperjuangkan hal ini. BUBARKAN AHMADIYAH!”
Kekecewaan Habib Rizieq tidaklah aneh mengingat SKB yang keluar ternyata tidak secara tegas melarang dan membubarkan Jemaat Ahmadiyah Indonesia, sebuah kelompok sesat pendukung Zionis. Namun sebenarnya, bila kita kritis, maka kita akan sampai pada satu pemahaman bahwa SKB tersebut sebenarnya tidak aneh mengingat pucuk pemerintahan negara ini memang terkenal dengan sikap peragu dan pengecutnya. Jadi produk yang lahir dari pemerintahan yang pengecut memang suatu produk yang juga pengecut.
Kenyataan ini hendaknya diingat umat, sehingga dalam Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden tahun depan (2009), umat Islam jangan sampai salah lagi dalam memilih pemimpinnya. Dalam memilih calon pemimpin, umat Islam hendaknya menjadikan Qur’an sebagai tolok-ukurnya, dan tidak tertipu dengan manusia-manusia yang mengaku pemimpin umat namun kehidupan pribadinya jauh dari umat, atau yang selalu menyerukan ukhuwah atau memperjuangkan Islam, namun hidupnya bergelimang harta benda yang tak jelas asal-muasalnya. (rz)