Eramuslim.com – Pada hari Selasa tanggal 01 November 2016 pukul 18.00 wib di Ruang Puri Putri Lantai 2 Hotel Grand Sahid Jaya Jl. Jend. Sudirman Kel. Karet Tengsin Kec. Tanah Abang Jakarta Pusat, telah berlangsung pertemuan Konsolidasi dan Konferensi Pers GERAKAN NASIONAL PENGAWAL FATWA – MUI (GNPF-MUI) bersama Tokoh ummat dan Tokoh Nasional terkait AKSI 4 November 2016.
Dihadiri sekitar 75 orang dengan pimpinan KH. Bachtiar Nasir (Ketua GNPF) dan DR Al Habib Muhammad Rizieq bin Hussein Shihab, Lc, MA, DPMSS (Imam Besar FPI/Pembina GNPF-MUI).
Tokoh-tokoh yang ikut hadir di antaranya putri proklamator Rachmawati Soekarnoputri, senator dari DKI Fahira Idris, Mayjen Budi dari Gerakan Bela Negara, perwakilan ormas-ormas Islam, dll.
Berikut disampaikan Habib Rizieq Shihab saat pertemuan GNPF-MUI.
Habib Rizieq Shihab:
Betapa bapak Presiden memberikan sikap terhadap aksi kita besok. Tetapi akar permasalahan yaitu penistaan agama, malah tidak disikapi. Dalam pernyataan Presiden bahwa aksi ini merupakan hak demokrasi tetapi bukan hak memaksakan kehendak dengan melakukan pengrusakan. Pernyataan ini menyinggung kita.
Aksi kita adalah aksi konstitusional penegakan hukum tetapi presidenlah yang melanggar konstitusional dengan melindungi pelanggaran hukum. Ini terlihat bagaimana Ahok dibela ketika BPK sebagai lembaga negara menyatakan adanya pelanggaran dan juga pada kasus reklamasi.
Aksi bela Islam pada tanggal 4 November ini murni aksi jihad konstitusional bukan aksi SARA, bukan aksi Anti Cina, bukan aksi Anti Kristen. Dan kami mengklarifikasikan bahwa kami tidak ada rencana chaos, kami datang ke Istana Negara untuk meminta tanggung jawab Presiden.
Saya bangga malam ini kita bersatu. Bahwa dalam aksi pada bulan November bukan hanya untuk memenjarakan Ahok tetapi meminta penegakkan keadilan. Kita akan memerdekakan dari penjajah modern. Tetapi kita akan aksi terus dan kita tidak akan bubar hingga Ahok masuk penjara. Aksi ini bukan aksi memaksakan kehendak.
Kita lihat tingkah Jokowi dengan mendekat kepada pimpinan parpol itu sangat salah. Karena gerakan ini bukan parpol, nggak mungkin parpol bisa menggerakan aksi.sebesar ini. Jokowi gagal paham, kalau kata orang betawi goblok.
Dan kita sepakat kembali UUD 1945 yang dijiwai dengan piagam jakarta sesuai dengan Dekrit Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959. Kalau kita selalu berjuang Syariat Islam tidak jauh dari Konstitusi. Kita jauhkan negara kita dari komunis, kapitalisme dan neolib dan.juga dari penjajah asing dan penjajah aseng.
Mudah-mudahan kita akan raih kemenangan tanpa kekerasan, tanpa darah. Tetapi kita tidak tahu apa yang akan terjadi, semua itu adalah ketentuan Allah. Jadi tolong ikhlaskan niat, karena besok bukan aksi yang biasa karena nyawa kita taruhannya, kita tidak menginginkan chaos tetapi jika ada yang menginginkan kita harus siap.
Dalam aksi nanti harus satu komando yaitu dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI dengan Pengurus GNPF-MUI, Pembina : Habib Rizieq Syihab, Ketua : KH. Bachtiar Nasir, Wakil 1 : KH. Misbahul Anam, Wakil 2 : KH. Muhammad Zaitun & Panglima Lapangan : H. Munarman SH.***(Nuim Hidayat) (ts/ppy)