Habib Rizieq: Jangan Islam Saja yang Dituduh Politik identitas

Lieus Sungkharisma Meninggal, Habib Rizieq Shihab Mengaku Sangat Kehilangan  - FAJAR

Politik identitas dianggap selalu menyudutkan gerakan Islam. Sehingga partai politik (parpol) saat ini tidak lagi memperjuangkan agama lantaran selalu disebut sebagai politik identitas.

Begitu yang disampaikan oleh Dewan Pertimbangan Front Persaudaraan Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab (HRS) dalam video shorts yang diunggah di kanal YouTube HRS Television pada 16 Desember 2022.

Habib Rizieq mengatakan, ketika pemilihan umum, banyak para ulama yang bingung untuk memilih siapa. Hal itu diakibatkan banyak parpol yang tidak lagi memperjuangkan agama.

“Kenapa itu bisa terjadi? Karena banyak partai-partai yang tidak lagi memperjuangkan agama. Begitu memperjuangkan agama, apa disebut? Politik identitas. Sekarang ini yang dimaksud politik identitas tuh politik Islam,” ujar Habib Rizieq seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (28/2).

Habib Rizieq menilai, pihak-pihak yang sering menyatakan politik identitas, sebenarnya ditujukan terhadap gerakan Islam.

“Kita nih dikerdilkan, kita nih dikucilkan, kita nih dijelek-jelekkan oleh mereka saudara,” tegas Habib Rizieq.

Padahal, lanjutnya, politik identitas digunakan oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia. Contohnya, Imam Bonjol dan Pangeran Diponegoro yang berjuang menggunakan politik identitas.

“Dia (Imam Bonjol) pakai syariat Islam saudara, pakaiannya juga pakaian seorang ulama, dia lawan Belanda. Itu politik identitas. Begitu juga Pangeran Diponegoro pada saat melawan Belanda, itu juga politik identitas,” jelasnya.

Bahkan, Habib Rizieq menganggap tidak ada parpol saat ini yang tidak menggunakan politik identitas. Baik itu parpol yang menggunakan politik identitas demokrasi, nasionalis, maupun kebangsaan.

“Itu namanya identitas ya ikhwan. Jangan Islam saja yang dituduh politik identitas. Jadi umat Islam jangan lepaskan identitas, identitas kita Islam, kita berkata ya ikut ajaran Islam, kita berjuang juga demi Islam,” pungkas Habib Rizieq.

[rmol]