Habib Rizieq Berbaur Dengan Umat, Jokowi Ngacir Takut Bertemu Rakyatnya Sendiri

people-power-ahok2Eramuslim.com – Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq, telah bergabung dengan puluhan ribu orang demonstran di depan Istana Negara, Jakarta.

Habib bergabung setelah massa Aksi Bela Islam II sempat menggelar salat Ashar berjamaah di jalan Medan Merdeka Utara.

Kedatangan Rizieq membuat massa semakin bersemangat menggelar aksi. Mereka pun merangsek maju ke depan dengan menabrak dan mendorong kawat berduri yang dipasang aparat kepolisian.

Suasana semakin panas kala Habib Rizieq mulai berorasi dari atas mobil komando. Ia menuntut agar Presiden Joko Widodo tidak mengintervensi penegakan hukum kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Gubernur DKI Jakarta (non aktif), Basuki Tjahaja Purnama yang biasa dipanggil Ahok.

Riezieq menegaskan, pihaknya akan bersedia masuk ke Istana Negara jika Presiden Joko Widodo sendiri yang menerima perwakilan massa.

Jika hanya akan ditemui menteri, Habib Rizieq menegaskan bahwa massa akan tetap bertahan di depan Istana hingga para delegasi diterima langsung Presiden Jokowi.

“Presiden jangan takut dengan rakyat. Jangan kabur. Kalau tidak bertemu presiden, kita akan menginap di sini,” ujar Rizieq di depan Istana Negara, Jumat, (4/11).

Selain Habib Rieziq, banyak pemuka agama Islam ikut berbaur dengan massa Aksi Bela Islam, salah satunya adalah Ketua Umum Partai Idaman, Rhoma Irama.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyatakan, kemungkinan besar 25 orang delegasi demonstran akan hanya diterima oleh Menko Politik Hukum dan HAM, Menteri Sekretaris Negara dan Menteri Agama.

Keterangan Kapolri itu berbebeda dengan penjelasan sebelumnya dari dua pimpinan DPR RI, Fadli Zon dan Fahri Hamzah, bahwa 25 perwakilan demonstran akan langsung diterima Presiden Jokowi.

Diketahui jika Jokowi sudah ngacir terlebih dahulu ke Cengkareng dengan modus meninjau proyek kereta Bandara, dan menyerahkan penerimaan wakil para pendemo kepada Mensesneg dan Menkopolhukam. Sayan disayangkan, katanya baret merah, kok ya takut menemui rakyatnya sendiri. (ts)