Guru Gembul Blak-blakan! Bongkar Fenomena Bisnis Berkedok Agama, Jualan Air Bisa Beli Mobil Sport

eramuslim.com – Guru Gembul mengkritisi fenomena bisnis berkedok agama yang semakin marak belakangan ini.

Dalam videonya yang beredar, ia menyoroti praktik-praktik yang memanfaatkan kepercayaan masyarakat untuk meraup keuntungan besar.

Ia kemudian menarik contoh seperti penjualan air yang didoakan dengan harga fantastis hingga Rp10 juta per botol.

“Jadi si guru itu bacain air, airnya bisa jadi Rp10 juta itu,” ujar Gembul dikutip dari unggahan akun X @MbakSri, Selasa (24/9/2024).

Diungkapkan Gembul, jika membuka internet, maka akan didapatkan obat kanker berupa air yang telah diberikan bacaan shalawat.

“Bahkan di internet sekarang, obat kanker udah dishalawatin sama guru ini, banyak di situ,” ucapnya.

Ia pun menyebut fenomena itu sebagai bisnis. Pada akhirnya guru yang dianggap pintar itu menjadi kaya raya dan mampu membeli mobil sport hingga rumah mewah.

“Itu bisnis, dan si gurunya akhirnya punya mobil sport, rumahnya gede. Ini jualan air,” sebutnya.

Tidak hanya itu, ia juga menyoroti fenomena makam palsu yang sengaja dibuat untuk menarik pengunjung ziarah.

“Terus ada kemarin, misalkan bikin makam palsu, ini banyak, MUI kemarin sudah sidak. Ini duit, kalau mau ziarah (bayar dulu),” Gembul menuturkan.

Dijelaskan Gembul, saat ini bisnis ziarah makam menjadi sangat besar di kalangan masyarakat. Dan, dijadikan tempat untuk melangitkan doa.

“Jadi misalkan ada travel di pengajian-pengajian, kan datang ke ziarah ini, ziarah itu. Yah kalau ziarah ke Wali Songo yang benaran itu masih (dibenarkan),” tukasnya.

Menurutnya, beberapa makam dipalsukan dengan label Habib, Kyai, Ustaz, atau Syekh tanpa dasar yang jelas, namun digunakan untuk bisnis.

“Tapi ini bikin sendiri, jadi ada makam tidak dikenal, dipasangin ini Habib anu, Kiayi anu, Ustaz anu, Syekh anu, dan sebagainya,” jelasnya.

Masyarakat yang ingin berziarah harus membayar terlebih dahulu, dengan “kencleng” yang disediakan di sekitar lokasi makam.

“Jangan lupa, di pinggir pagarnya harus ada kenclengnya,” kuncinya.

 

(Sumber: Fajar)

Beri Komentar