Eramuslim – Hasil riset Setara Institute yang menyebutkan DKI Jakarta sebagai kota paling intoleran, terus menuai kecaman dari banyak kalangan.
Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ustadz Tengku Zulkarnain, turut mengecam rilis lembaga riset yang dikomandani aktivis HAM Hendardi itu. Ustadz Tengku membandingkan pembangunan rumah ibadah di DKI dengan parameter intoleransi ala Setara Institute.
“Setara Institute keluarkan hasil riset bahwa Jakarta kota paling tidak bertoleransi. Gara-gara Ahok kalah? Sejak Tahun 2010 Gereja bertambah dari 902 Jadi 1098. Masjid berkurang 101, dari 3148 menjadi 3047. Tidak ada rumah ibadah selain Islam yang ditolak atau dibakar. Di mana intoleransinya?” tegas Ustadz Tengku di akun Twitter @ustadtengkuzul.
Guru Besar Universitas Indonesia (UI), Nazaruddin Sjamsuddin menanggapi komentar pedas @ustadtengkuzul. “Jangan main-main dengan dengan riset dong,” tulis Nazaruddin di akun @nazarsjamsuddin.
Sebelumnya, Senator Jakarta Fahira Fahmi Indris juga mempertanyakan hasil riset Setara Institute itu. “3. Hal lain yang saya rasa janggal juga adalah hasil survei Setara Institute yang menyebutkan DKI Jakarta menjadi kota di Indonesia yang mendapatkan peringkat pertama dengan kategori toleransi rendah pada tahun 2017,” tegas Fahira di akun @fahiraidris.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Muhammad Sulton Fatoni juga menyoal riset Setara Institute itu. Sulton menegaskan bahwa hasit riset tersebut tidak menguntungkan bagi Jakarta di mata dunia.