Eramuslim – Anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang mencapai Rp 14.825 turut ditanggapi Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Prof. Sri Edi Swasono.
Menurutnya, kondisi rupiah saat ini disebabkan defisit atau kekurangan dalam anggaran, defisit neraca berjalan, dan defisit perdagangan. Selain juga berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap keadaan ekonomi nasional.
“Tentu banyak yang ragu atas perekonomian curang. Jadi, yang paling penting merosotnya dolar itu di samping defisit kemudian defisit anggaran kemudian perdagangan kemudian defisit neraca berjalan yang penting adalah kepercayaan masyarakat. Ya masyarakat barangkali tidak mantap dengan keadaan ekonomi. Kalau tidak mantap dengan tidak merasa sreg dengan keadaan ekonomi ya tidak percaya pada rupiah,” paparnya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL di KAHMI Center, Jakarta, Jumat (31/8).
Misalnya, menurut Prof. Edi, banyak kebutuhan dalam negeri yang harus diimpor karena tidak bisa dipenuhi sendiri.
“Kalau semua tidak percaya, rakyat tidak percaya itu yang terjadi. Di samping yang dikatakan alasan ekonomis teknis seperti defisit, selama rakyat tidak percaya dengan kemampuan para pengelola ekonomi, ya begini,” katanya.
Prof. Edi menyarankan, terkait kondisi ekonomi saat ini, pemerintah harus meningkatkan kepercayaan rakyat.