Eramuslim – Gejolak Pemilihan Presiden (Pilpres) telah membuat Indonesia dihadapi dua krisis, yakni krisis konstitusi dan krisis pemimpin.
Hal tersebut disampaikan Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Prof. Dr. Sri Edi Swasono dalam bincang konsolidasi bertajuk Keruntuhan Reformasi Penyelewengan Konstitusi dan Pembajakan di Hotel Gren Alia Cikini, Jl. Cikini Raya, No. 46, Jakarta Pusat, Minggu (19/5).
“Krisis konstitusi dan krisis pemimpin, kalau tidak ada pemimpin maka tidak ada kesatuan. Kesatuan itu yang menjadikan seorang pemimpin,” tuturnya.
Edi pun menyamakan dengan salah satu diktum barat, di mana adanya satu pasukan domba yang dipimpin oleh singa dapat dengan mudah mengalahkan pasukan singa yang dipimpin oleh domba.
“Sepasukan domba yang dipimpin oleh singa dengan mudah mengalahkan sepasukan singa yang dipimpin oleh domba. Krisis kepemimpinan ini sangat serius,” tegasnya.
“Dia tidak tahu mempertahankan kedaulatan negara, bagaimana memuliakan rakyat dan lain-lain. Ini ada UUD jelas mendirikan pemerintahan negara yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,” paparnya.
Jika menilai kondisi saat ini, Edi menegaskan masyarakat Indonesia tidak memiliki perlindungan dri negara. Hal ini terlihat dalam kasus kematian ratusan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).