GP Ansor: Aksi Pembakaran Masjid di Tolikara Sungguh Biadab!

1cEramuslim.com – Polisi  harus mengusut tuntas aksi ‎pembakaran mushala yang terjadi di Kabupaten Tolikara, Papua, ketika jamaah di dalamnya bersiap takbir Salat Idul Fitri, pagi tadi. ‎

“Kebebasan beragama dan menjalankan ibadah dijamin oleh konstitusi negara ini. Siapapun dan atas nama apapun tidak boleh ada yang mengganggu, apalagi sampai membakar tempat ibadah,” kata Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, Nusron Wahid, sambil mengecam aksi pembakaran tersebut, dalam keterangan beberapa saat lalu (Jumat, 17/7). ‎

‎Seperti diketahui, sekelompok teroris membakar mushala di Tolikara ketika jamaah di dalamnya bersiap takbir Salat Idul Fitri, pagi tadi. Selain mushala, beberapa rumah dan kios juga ikut dibakar. Atas kejadian itu, warga yang hendak melakukan shalat ied di Lapangan Koramil Tolikara terpaksa membubarkan diri karena takut menjadi sasaran amuk massa. ‎

‎Menurut Nusron, meski peristiwa itu tidak memakan korban jiwa maupun korban luka, tetapi sangat nyata tindakan itu melukai kehidupan umat beragama. Untuk itulah, meskipun kondisinya saat ini sudah kondusif, tetapi aparat keamanan harus mengusut pelaku untuk mempertanggungjawabkannya di hadapan hukum. ‎

‎”Jangan sampai ini meluas menjadi konflik agama. Hukum harus ditegakkan, dan negara wajib menjamin warganya dalam menjalankan ibadah,” ujarnya. ‎

‎Lebih lanjut, Nusron mengatakan kasus pembakaran mushala serta beberapa kios dan rumah harusnya tidak terjadi. Apalagi, saat ini sedang momentum lebaran yang harusnya saling memaafkan. Maka dari itu, dia menilai tindakan tersebut sebagai perbuatan biadab yang tidak bisa ditolerir. ‎

‎”Sungguh biadab dan mengusik rasa ketenangan sebagai sebuah bangsa,” tukasnya. ‎

‎Atas kasus tersebut, Nusron melihatnya sebagai pembelajaran bagi bangsa Indonesia, bahwa tidak ada tirani minoritas dan diktator mayoritas. Yang mayoritas tidak boleh semena-mena. ‎

‎”Harus ada empati. Yang di basis Islam mayoritas nuslim tidak boleh sewenang-wenang, juga non muslim yang mayoritas di basisnya jangan semena-mena,” demikian Nusron.(rz)