Meski belum memutuskan akan berkoalisi dengan partai mana saja, wacana Partai Amanat Nasional (PAN) akan merapat dengan Partai Demokrat sebagai pemenang pemilu sudah semakin terbuka. Bahkan partai berlambang
Matahari Biru ini sudah menyiapkan beberapa orang kader terbaiknya untuk posisi strategis dalam koalisi.
"Dalam rapat internal di PAN tadi malam, kami sepakat untuk menyiapkan SDM untuk menduduki posisi strategis dalam koalisi, seperti Cawapres. PAN akan mencalonkan beberapa nama kader kami yang berkualitas, capable,
dan energik, sebagai cawapres," kata Ketua DPP PAN Patralis Akbar, di Gedung DPR, Kamis (23/4).
Akan tetapi meski telah mengajukan beberapa nama, menurutnya, PAN tidak akan memaksa capres untuk memilih siapa, pihaknya akan memberikan keleluasaan kapada capres untuk memilih yang cocok, sehingga tidak
terjadi kebuntuan di pemerintahan.
"Kami tidak akan membiarkan capres pusing tujuh keliling dengan memaksa beliau menerima satu calon. Dengan demikian, terserah beliau nanti akan memilih siapa. Jangan sampai muncul perseteruan karena pernikahan dipaksakan," ujar Patrialis.
Tiga nama yang akan diajukan oleh PAN, diuraikanya, pertama Ketua Umum Soetrisno Bachir, kedua Hatta Radjasa yang saat ini mendapat kepercayaan sebagai Mensesneg pemerintahan SBY. Dan yang ketiga, AM Fatwa , dimana untuk memenuhi unsur capres-cawapres Jawa-nonJawa.
"Hal itu akan dibahas pada hari Ahad (26/4) ini, kami akan mengadakan pertemuan untuk membahas hal tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, kami juga akan mengundang MPP (Majelis Pertimbangan Partai) karena para founding father PAN ada di situ," jelasnya.
Ketika ditanya jika akhirnya cawapres bukan berasal dari PAN, karena PKS mempunyai potensi pada posisi itu, Patrialis menegaskan, partainya akan berfikir realistis dan logis untuk kepentingan bangsa yang lebih besar, PAN ingin bersama-sama memimpin bangsa.
" Itu bukan harga mati. PAN bisa juga memegang posisi di mana kami bisa ikut menyentuh kepentingan masyarakat luas," tambahnya.
Menanggapi pecah kongsi Golkar-Partai Demokrat, Ia mengatakan, hal itu tidak menjadi masalah bagi PAN, justru perpecahan itu membuka peluang bagi PAN untuk menguatkan posisinya dalam pilpres mendatang. (nov)