Eramuslim.com – Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Bachtiar Nasir membenarkan adanya korban meninggal dunia akibat bentrokan dengan aparat keamanan saat demonstrasi 4 November kemarin.
Namun, dia membantah jika korban meninghal dunia lantaran penyakit asma yang diderita seperti yang disampaikan pihak kepolisian.
“Korban meninggal tidak betul jika dia sakit Asma. Istrinya mengatakan dia baik-baik saja. Jadi insiden ini menelan korban,” jelas Ustadz Bachtiar dalam jumpa pers GNPF-MUI di Resto Pulau Dua, Senayan, Jakarta (Sabtu, 5/11).
Tidak hanya itu, menurut Bachtiar, banyak korban dari pihaknya yang menderita luka lantaran diterjang sepeda motor petugas. Saat membubarkan massa demonstran, polisi juga tidak hanya menembakkan gas air mata melainkan petasan.
“Kita tanpa perlawanan. Perlawanan kami hanya bertahan karena kami tak ingin dibenturkan dengan Polri dan TNI. Kami lihat ada gejala instruksi Polri yang tak dituruti, dan panglima tak diikuti,” beber Bachtiar.
Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar menyatakan bahwa satu peserta unjuk rasa meninggal dunia lantaran penyakit asma yang diderita, dan menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jumat malam.
Menurut Boy, jenazah korban yang diketahui bernama Syahrie Oemar Yunan (65) sudah berada di rumah duka di kawasan Tangerang.
“Ini sedang kami cari tahu di mana titik awalnya. Meninggalnya di rumah sakit, dan informasi meninggal berkaitan dengan penyakit yang diderita,” terangnya di Mabes Polri, Jakarta. Hal ini tentu saja berbeda dari keterangan isteri korban yang menyatakan korban tidak pernah menderita asam. (ts/rmol)