Gerakan Nasional Anti Terorisme (GNAT) dan Forum Dialog Lintas Agama (FDLA)menyampaikan memorandum kepada PBB melalui kantor perwakilannya di Jakarta, terkait kasus pemuatan karikatur Nabi Muhammad saw di media massa barat.
Juru bicara FDLA, Fauzan Al-Anshari menyatakan, pemuatan karikatur tersebut mengandung unsur kesengajaan untuk melecehkan agama Islam dan sebagai salah satu bentuk teror terhadap pemeluk Islam.
"GNAT dan FLDA sangat mengkhawatirkan munculnya reaksi kemarahan yang semakin meluas akibat keengganan Pemerintah Denmark untuk meminta maaf atas insiden ini, yang jelas-jelas kesalahan ini diulangi lagi oleh sejumlah media massa Barat. Sehingga mempekeruh suasana, " katanya seusai menyampaikan memorandum kepada PBB melalui Direktur penerangan perwakilan Indonesia Abdullah Mbamba di Gedung PBB Jakarta, Rabu (15/02).
Ia menegaskan, pihaknya melalui memorandum tersebut mendesak PBB, untuk segera mengeluarkan resolusi yang berisi sangsi tegas terhadap Pemerintah Denmark dan negara-negara lain, karena telah membiarkan media massa setempat memanfaatkan kebebasan pers untuk melecehkan dan menghina agama Islam.
"Konflik global akan timbul bahkan bisa saja terjadi perang dunia jika hal tersebut tidak segera diselesaikan, " tegasnya.
Sementara itu, Juru bicara umat Katolik, Theo Philus Bela menghimbau kepada pers asing agar tidak menggunakan alasan kebebasan pers untuk mengolol-olok dan menyakiti hati umat Islam. "Jangan memakai dalih kebebasan pers untuk menghina umat Islam, kebebasan harus dilakukan dengan tanggung jawab, " katanya.
Ia juga meminta, kepada seluruh umat beragama agar tetap waspada dan tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Ia juga meminta, kepada pihak yang melanggar norma agama untuk ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku. (Novel/Travel)