Gibran di Panggung Wakil Presiden, Mampukah disbanding Pendahulunya?

Sudharmono, Try Sutrisno, dan Habibie: Masa-masa Transisi

Masa jabatan Sudharmono (1988-1993), Try Sutrisno (1993-1998), dan Bacharuddin Jusuf Habibie (1998) menandai periode transisi yang penuh tantangan bagi Indonesia.

Sudharmono, yang seringkali dianggap kurang populer di kalangan militer, tetap berhasil menjadi wakil presiden berkat dukungan Soeharto.

Sedangkan Try Sutrisno, seorang jenderal militer, menjabat di tengah dinamika politik yang memanas saat era reformasi mulai terasa.

Pada akhirnya, Habibie naik menggantikan Soeharto setelah pengunduran dirinya pada 1998 dan menjadi presiden ketiga Indonesia.

Megawati dan Hamzah Haz: Perempuan Pertama dan Ulama yang Berpengaruh

Megawati Soekarnoputri adalah perempuan pertama yang menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia (1999-2001).

Meskipun awalnya kalah dalam pemilihan presiden dari Abdurrahman Wahid, Megawati akhirnya diangkat sebagai wakil presiden dalam periode penuh tantangan saat Indonesia baru saja lepas dari krisis moneter.

Hamzah Haz, wakil presiden kesembilan (2001-2004), adalah seorang politikus Islam yang dikenal karena kepiawaiannya dalam menavigasi dunia politik Indonesia.

Sebelum menjabat, ia pernah menjadi anggota DPR selama tujuh periode, menegaskan dirinya sebagai politisi kawakan dengan pengalaman yang panjang.

Jusuf Kalla: Si Pendobrak Inovasi

Jusuf Kalla, atau yang akrab dipanggil JK, adalah satu-satunya wakil presiden yang menjabat dua kali dalam dua periode berbeda (2004-2009 dan 2014-2019).

Dengan latar belakang sebagai pengusaha, JK terkenal atas kecepatan dan efektivitasnya dalam mengambil keputusan.

Di bawah kepemimpinannya, ia mendorong percepatan pembangunan infrastruktur serta berperan penting dalam penyelesaian konflik di Aceh melalui perjanjian damai Helsinki.

Boediono: Ekonom Tenang di Tengah Badai

Pada 2009, Boediono, seorang akademisi dan ekonom, diangkat sebagai wakil presiden.

Ia dikenal tenang dan berfokus pada penanganan masalah ekonomi di tengah gejolak politik dan tantangan global.

Masa jabatannya diwarnai dengan berbagai upaya untuk mempertahankan stabilitas ekonomi nasional.

Ma’ruf Amin: Ulama dan Politisi Senior

Prof. Dr. K.H. Ma’ruf Amin, yang dilantik pada 2019, membawa latar belakang yang unik sebagai ulama sekaligus politisi senior.

Dengan pengalaman panjangnya di Nahdlatul Ulama dan sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia, Ma’ruf berperan besar dalam membangun ekonomi syariah dan memperjuangkan kepentingan umat Islam di Indonesia.

Gibran Rakabuming Raka: Antara Harapan dan Keraguan

Di balik sejarah panjang wakil presiden Indonesia yang diisi oleh tokoh-tokoh berpengalaman, sosok Gibran Rakabuming Raka menjadi kontroversi tersendiri.

Terpilih sebagai Wakil Presiden ke-14 mendampingi Prabowo Subianto, Gibran dilantik pada usia 37 tahun, menjadikannya wakil presiden termuda sepanjang sejarah RI.

Banyak yang mempertanyakan kualitas kepemimpinannya, mengingat pengalaman politiknya relatif singkat jika dibandingkan dengan pendahulunya.

Gibran sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota Surakarta dan dikenal sebagai figur yang populer di kalangan masyarakat setempat.

Namun, skeptisisme publik tetap mencuat. Banyak yang meragukan apakah ia memiliki kapasitas untuk menduduki posisi strategis ini.

Di sisi lain, ada pula yang berharap bahwa darah muda dan visinya yang segar dapat membawa perubahan positif bagi bangsa.

Sebagai anak sulung dari Presiden Joko Widodo, Gibran tentu menghadapi ekspektasi tinggi.

Meski begitu, masa depan akan menjadi penentu, apakah Gibran dapat membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, atau apakah keraguan publik akan menjadi kenyataan.

Waktu yang akan menjawab seperti halnya perjalanan para pendahulunya yang terukir dalam sejarah, Gibran kini memulai babak baru sebagai salah satu pemimpin muda Indonesia. Tantangannya besar, tetapi kesempatan untuk membuktikan diri pun terbuka lebar.

(sumber: fajar)

Beri Komentar