Gibran di Panggung Wakil Presiden, Mampukah disbanding Pendahulunya?

eramuslim.com — Sejak Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, jabatan Wakil Presiden memainkan peran penting dalam membentuk arah bangsa.

Dari Mohammad Hatta hingga Gibran Rakabuming Raka, perjalanan wakil presiden Indonesia mencerminkan perubahan zaman, tantangan politik, dan dinamika kepemimpinan di republik ini.

Mohammad Hatta: Sang Proklamator

Sejarah wakil presiden dimulai dengan sosok visioner, Mohammad Hatta, yang tak hanya dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia, tetapi juga arsitek utama kemerdekaan.

Bersama Soekarno, ia memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, dan sehari setelahnya, ia dilantik sebagai wakil presiden pertama.

Dalam masa jabatannya, Hatta menunjukkan komitmen kuat terhadap demokrasi dengan mengeluarkan Maklumat X, yang menjadi fondasi awal demokrasi Indonesia.

Namun, pada 1956, Hatta memilih untuk mengundurkan diri karena perbedaan pandangan politik dengan Soekarno.

Sri Sultan Hamengkubuwana IX: Pemimpin yang Merakyat

Setelah Hatta, jabatan Wakil Presiden diisi oleh sosok lain yang dihormati: Sri Sultan Hamengkubuwana IX.

Menjabat pada periode 1973-1978, Sultan dikenal sebagai pemimpin yang merakyat dan berperan penting dalam integrasi Yogyakarta ke dalam Republik Indonesia.

Selain sebagai Wakil Presiden, ia juga diakui sebagai Bapak Pramuka Indonesia, menjadikannya tokoh yang tak hanya dihormati di dalam negeri, tetapi juga di kancah internasional.

Adam Malik: Dari Jurnalis ke Diplomat Ulung

Adam Malik, yang menjabat sebagai Wakil Presiden ketiga (1978-1983), membawa pengalaman panjangnya sebagai diplomat ulung.

Sebelumnya, ia telah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dan menjadi Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Adam Malik dikenal sebagai salah satu tokoh yang memperjuangkan posisi Indonesia di dunia internasional dan diakui sebagai Pahlawan Nasional pada 1998.

Umar Wirahadikusumah: Berantas Korupsi dengan Kesederhanaan

Pada 1983, Umar Wirahadikusumah dilantik sebagai Wakil Presiden keempat.

Meski karier politiknya tak semegah pendahulunya, Umar dikenal karena integritas dan kesederhanaannya.

Selama masa jabatannya, ia fokus pada pemberantasan korupsi dengan harapan agama dapat menjadi penuntun moral bagi para pejabat yang korup.

Kepribadiannya yang rendah hati membuatnya dihormati oleh banyak pihak.

 

 

 

Beri Komentar