Eramuslim.com – Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah sepakat untuk berkoalisi dalam Pilkada DKI 2017. Sejauh ini kesepakatan koalisi telah terbentuk di level wilayah.
“Kami baru saja melakukan silaturahmi politik antara Gerindra dan PKS. Kami sampaikan kepada PKS, kita sudah menjaring tiga nama, yakni Sjafrie Syamsoeddin, Sandiaga Uno dan Yusril Ihza Mahendra. Alhamdulillah sambutannya sangat positif,” ujar Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Mohamad Taufik di Cikini, Jakarta Pusat.
Ditegaskannya, DPD Partai Gerindra DKI sudah memiliki kesamaan visi dan misi dengan DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DKI dalam mencari sosok gubernur. Visi yang paling mirip yakni sama-sama tidak akan mendukung incumbent, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
“Kesamaan Partai Gerindra dan PKS itu sama-sama tidak Ahok,” kata Taufik sembari tertawa.
Di tempat yang sama, Ketua DPW PKS DKI Jakarta Syakir Purnomo pun mengamininya.
“Kami dari PKS dan Gerindra akan mengusung (calon) dari partai. Bukan Ahok,” ujar Syakir.
Soal tiga nama yang disampaikan Taufik, DPW PKS kata Syakir mengapresiasi dan sepakat mempertimbangkannya.
Dia menyambut gembira kerjasama dengan Gerindra dan berharap koalisi yang segera disahkan ini bakalan sukses. Sebagaimana juga di banyak tempat PKS bekerjasama dengan Gerindra dan membuahkan kemenangan, seperti di Depok, Jawa Barat.
“Mohon dukungan, supaya kerjasama yang terus menerus ini sukses. Sebagaimana harapan kita, muncul pemimpin DKI yang terbaik untuk Jakarta makin lebih baik lagi,” ujarnya.
Kapan koalisi akan disahkan? Menurutnya tinggal menunggu waktu saja. Sebab, di tingkat wilayah, PKS sangat siap bekerjasama dengan Gerindra. Meski keputusan terakhir ada di DPP, tetapi sinyal kuat dari pusat terus diarahkan membangun kerjasama dengan partai Prabowo Subianto.
PKS juga telah menjaring lima nama. Dari eksternal, ada nama Deddy Mizwar, Adhyaksa Dault, Sandiaga Uno. Sedangkan internal, ada nama M Idrus dan Nur Mahmudi Ismail.
“Itu yang sampai saat ini menjadi ketetapan DPP.Nanti ada proses, kelimanta memahami apapun keputusannya. Soal formasi, ini logika umum. Kita memahami kondisi riil. Gerindra 15, dan PKS 11 kursi. Yang penting kami pengennya yang paling baik. Kalau bisa kolaborasi dengan berbagai partai. Termasuk nama Pak Sjafrie. Intinya kami pengin yang terbaik. Bakal calon kami sangat dinamis. Sangat mungkin muncul nama baru juga,” paparnya.
Taufik mengatakan pihaknya belum dapat menentukan bagaimana formasi alias siapa saja yang akan diusung menjadi pasangan. Ia juga membuka peluang berkoalisi dengan partai lain.
“Sesuai jadwal semula, akhir bulan Mei, kami sampaikan tiga kepada DPP. Kalau udah ketemu satu pasang. Kita bawa. Pokoknya harus saling terima antara Gerindra dengan PKS dan dengan partai lain. Termasuk sama dengan PDIP, Demokrat, PPP serta Golkar. Kami itu sama, ikhlas asal bukan Ahok. Ya itu nanti Juni. Insyaallah 2017 kita gubernur baru,” tambahnya.
Sedangkan Ketua Tim Penjaringan Cagub Partai Gerindra, Syarif, mengatakan kesepakatan koalisi itu baru ada di tingkat wilayah. Selanjutnya, ketua DPD masing-masing partai akan melapor ke DPP untuk memutuskan secara definitif.
“Intinya koalisi di tingkat lokal sudah selesai. Tinggal ke DPP masing-masing supaya diterima koalisi. Pokoknya sejauh ini enggak ada resistensi dari nama-nama bakal cagub yang ada,” tambahnya.(ts/rmol)