Eramuslim – Penulis dan Founder Gerakan Muslimah Negarawan, Ustadzah Fika M Komara mengungkapkan Amerika Serikat secara serius tengah mendanai program baru bernama “Being LGBT in Asia” yang diluncurkan oleh UNDP dengan pendanaan US$ 8 juta dari USAID dan dimulai pada bulan Desember 2014 hingga September 2017.
“Program ini fokus beroperasi di Asia Timur dan Asia Tenggara khususnya di Cina, Indonesia, Filipina dan Thailand, dengan tujuan meminimalisir kendala bagi kaum LGBT (Lesbi Gay Be Seks Transgender) untuk hidup di tengah masyarakat,” ujarnya melalui keterangan pers yang diterima Islampos, Selasa (26/12).
Menurut Ustadzah Fika, program berbahaya ini sangat aktif dalam memberdayakan jaringan LGBT di lapangan untuk mengokohkan eksistensi mereka secara struktural dan kultural di negeri-negeri sasaran.
“Di udara, jaringan media Barat juga secara agresif mengekspos komunitas minor LGBT di tengah masyarakat Muslim, sebagai contoh komunitas pesantren waria di Yogyakarta – Indonesia yang diliput oleh BBC, majalah TIME dan the Huffington Post selama bulan Ramadhan lalu yang mengambil angle opini bahwa keberadaan mereka seolah-olah telah diterima secara luas oleh masyarakat Muslim.,” ungkap Ustadzah Fika.
Dirinya juga mengungkapkan, kampanye di udara ini semakin ramai dengan kicauan tokoh-tokoh dunia hiburan serta tokoh-tokoh pemikir liberal di negeri Muslim.
“Mereka terus memproduksi narasi bahwa Islam ‘membenarkan’ praktek LGBT dan masyarakat Muslim pun bisa menerima eksistensi kaum luth modern ini,” pungkasnya. (Ip/Ram)