Sudah bertahun-tahun, di saat bulan Ramadhan, terutama saat sahur dan berbuka, hampir seluruh stasiun teve di Indonesia menyuguhkan acara yang berbau judi lewat kuis macam-macam dan hiburan yang membisniskan bulan suci ini. Sebab itu, beberapa keluarga di Jakarta dan juga kemudian diikuti banyak keluarga lain di kota-kota besar, mengambil inisiatif mematikan pesawat TV di saat bulan suci ini, terutama saat sahur dan berbuka.
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH. Sholahudin Wahid, termasuk yang mendukung upaya ini. Menurut adik kandung Gus Dur, tayangan teve di bulan Ramadhan banyak yang masih kental niat bisnisnya ketimbang niat mencerahkan umat dan meningkatkan kualitas berpuasa.
Walau demikian, menurut Gus Sholah, masih ada sedikit stasiun teve yang dinilainya bagus ketika saat sahur dan berbuka menyuguhkan acara dialog keagamaan atau ceramah. “Televisi sudah biasa melakukan perubahan tayangan saat Ramadhan, dan ini sebenarnya tetap mengacu kepada bisnis dan bukan mengajari umat Islam untuk lebih beriman, ” ujar Gus Sholah sembari mengingatkan agar ke depan, pemilik stasiun televisi mau memikirkan tayangan Ramadhan yang betul-betul mendidik, seperti kajian agama dari para ulama, edutainment tentang sejarah Islam di Nusantara dan di negeri lain, lagu-lagu Islami, dan sejenisnya.
”Jika semua itu dikemas secara apik, tetap akan menjadi incaran pemasang iklan, ” katanya. (Rizki)