Eramuslim.com – Gerakan Pribumi Indonesia (GEPRINDO) mendesak pemerintah Indonesia menghentikan hubungan diplomatik dengan China. Hal itu terkait maraknya penyelundupan narkoba, bibit tanaman yg mengandung virus dan bakteri, serta penyelundupan tenaga kerja dari China.
Menurut Presiden GEPRINDO), Bastian P. Simanjuntak, ketiga hal tersebut diperparah dengan intervensi hukum yang dilakukan terhadap Indonesia saat kejadian penangkapan kapal China di Natuna.
Menurut perundang-undangan di Indonesia, yang boleh masuk itu adalah tenaga kerja hanya yang (posisinya) tidak bisa diisi oleh tenaga kerja lokal. Hampir mayoritas (tenaga kerja asing Cina yang masuk) tidak memenuhi perizinan.
“Karena mereka yang dikatakan menyerbu ke Indonesia adalah tenaga-tenaga kerja kasar, dan itu tidak ada ruangnya dalam kesepakatan (dagang) apapun,” kata Bastian melalui rilisnya, Senin (2/4).
Pendapat yang sama pun pernah disampaikan pengamat ketenagakerjaan dari Universitas Airlangga Hadi Subhan.
Serbuan tenaga kerja asing (TKA) khususnya asal China ke tanah air, ujar Bastian, bahkan membuat Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) kelabakan, hal itu dikatakan Dirjen Imigrasi, Ronny Sompie pada pada akhir 2016.
Menurut wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Puyono, “Pemakaian tenaga kerja asing oleh banyak investor dari China khususnya dalam bidang pertambangan ternyata hanya untuk ngakalin dan ngerampok hasil sumber daya alam Indonesia dengan harga murah meriah.”