Gempa berkekuatan 6,8 skala Richter menerjang pantai Selatan Jawa Barat dan Jawa Tengah sekitar pukul 15. 19 WIB, Senin (17/7). Gempa yang terjadi di Samudera Indonesia ini terjadi di kedalaman 33 km dia atas permukaan laut, sehingga mengakibatkan tsunami di sejumlah daerah antara lain Pantai Pangandaran, Ciamis, pesisir pantai Sukabumi, Cilacap, Kebumen dan Banyumas.
Menurut saksi mata Kirsten, luapan air laut di pantai Pangandaran, Jawa Barat, mencapai setinggi perut orang dewasa. "Masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah," ujarnya dengan nada terbata-bata.
Gempa ini juga berdampak sampai di Tasikmalaya, Bandung bahkan sebagian warga Jakarta ikut merasakan getaran gempa dan sempat membuat panik para karyawan yang bekerja di gedung-gedung tinggi di kawasan jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Thamrin. Mereka berhamburan ke luar gedung.
Gempa ini juga mengakibatkan aliran listrik dan saluran telekomunikasi mati seketika. Kondisi demikian membuat warga mencekam dan semakin panik. Untuk menghindari luapan dan gempa susulan, mereka kini mengungsi ke tempat-tempat yang lebih tinggi, ke masjid, puskemas dan tempat lain yang lebih aman.
Di Istana Negara, Presiden SBY menyatakan, turut berbela sungkawa atas kejadian tersebut. Untuk mempercepat bantuan dan pertolongan bagi para korban, pemerintah daerah diminta untuk segera memberikan bantuan. Sampai berita ini ditulis, belum ada satupun pejabat pemerintah pusat yang turun ke lokasi. Mereka masih berkoordinasi guna memberikan pertolongan.
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Bandung menyebutkan, sampai pukul 19.00 WIB kemarin terjadi sekitar tujuh kali gempa susulan dari gempa utama yang terjadi sekitar pukul 15.19 WIB. Untuk sementara, jumlah korban meninggal akibat gempa kemarin sampai pukul 11.00 WIB sudah mencapai 120 orang lebih.
Gempa disertai tsunami yang menerjang pesisir selatan Jawa Barat dan Jawa Tengah kemarin, diduga akibat tumbukan vertikal dua lempeng besar, lempeng Eurasia dan lempeng India-Australia. (dina/ln/ berbagai sumber)