eramuslim.com – Sebuah video yang menunjukkan aksi perundungan di SMP 3 Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, viral di media sosial dan grup WhatsApp, Rabu (28/8/2024) kemarin.
Video berdurasi 34 detik tersebut memperlihatkan perkelahian antara dua siswa di dalam kelas, di mana seorang siswa laki-laki terlihat menganiaya temannya.
Ironisnya, beberapa siswa lainnya yang berada di lokasi kejadian hanya menonton insiden tersebut tanpa mencoba melerai atau menghentikan perundungan itu.
Video ini telah menyebar luas dan memicu reaksi dari masyarakat yang prihatin dengan kondisi tersebut. Bahkan, ada narasi video yang sampai menyebut korban dikabarkan meninggal.
Plt Kasi Humas Polres Gowa, Ipda Udin Sibadu, yang dikonfirmasi membenarkan keaslian video tersebut.
Dikatakan Udin, peristiwa itu terjadi dua minggu lalu. Menurutnya, meskipun peristiwa tersebut telah ditangani secara internal oleh sekolah, pihak kepolisian tetap akan memantau perkembangan lebih lanjut.
“Iya, itu kejadiannya sudah dua minggu lalu dan sudah didamaikan oleh pihak sekolah,” ujar Udin, Kamis (29/8/2024).
Lebih lanjut Udin menejelaskan, hingga saat ini belum ada laporan resmi yang masuk ke Polres terkait kejadian tersebut.
Olehnya itu, insiden tersebut telah diselesaikan secara internal oleh pihak sekolah, termasuk oleh guru Bimbingan dan Konseling (BK).
Ia menambahkan bahwa dalam kasus seperti ini, pihak sekolah bertanggungjawab memberikan bimbingan kepada siswa dan menangani permasalahan terjadi di lingkungan sekolah.
“Jadi terkait hal begini, guru memberikan bimbingan kepada para siswa di sekolahnya, kemudian juga dengan bantuan aparat kepolisian,” tukasnya.
Selain itu, sekolah juga berkolaborasi dengan pihak kepolisian untuk memberikan penyuluhan guna mencegah terjadinya tindakan yang merugikan siswa.
“Sekolah memberikan pendidikan penyuluhan untuk menghindari kegiatan merugikan siswa itu sendiri,” bebernya.
Udin bilang, kejadian tersebut dipicu oleh kesalahpahaman antara siswa, dan pihak sekolah telah menyelesaikan permasalahan ini.
“Untuk sementara pihak sekolah yang menyelesaikan, biasa yang begitu kalau anak-anak masalah kesalahpahaman,” tandasnya.
(Sumber: Fajar)