Eramuslim – Presiden Joko Widodo bisa disebut tidak mempunyai kredibilitas akibat kelalaiannya menandatangani tiga Keputusan Presiden (Keppres) yang isinya sama tetapi beda nomor surat.
Ketiga Keppres itu dikeluarkan pada Senin (25/6) menyangkut penetapan hari libur nasional dalam rangka Pilkada Serentak 2018 tanggal 27 Juni 2018.
“Bagaimana mungkin ada tiga produk Keppres yang saling berkait. Ini membuktikan ada yang tidak beres di Jokowi,” kritik Presidium Persatuan Pergerakan, Andrianto, saat diwawancara Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (26/6).
Aturan terkait libur nasional Pilkada Serentak 2018 tertuang dalam Keputusan Presiden 15/2018 tentang Hari Pemungutan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2018 sebagai Hari Libur Nasional.
Sebelumnya, di hari yang sama, beredar dua versi Keppres tentang libur nasional yang sama-sama mengatur 27 Juni 2018 sebagai libur nasional namun berbeda nomor surat. Versi pertama adalah Keppres 48/2018. Versi kedua adalah Keppres 14/2018. Nah, Keppres 15/2018 merupakan versi ketiga yang dianggap final.
“Nampaknya, Jokowi tidak perform sebagai Presiden. Masih amatiran. Tidak kredibel sebagai presiden,” sindir Andrianto.
Terlepas dari Keppres yang tiga kali terbit, Andrianto menilai pemerintahan Jokowi terlalu gampang mengeluarkan putusan menyangkut hari libur nasional.
“Saya rasa kita ini terlalu banyak libur. Kemarin saja cuti lebaran terlalu panjang. Ada baiknya Jokowi tidak terlalu memforsir libur. Akibatnya produktivitas (masyarakat) menurun tajam,” saran Andrianto. (rmol)