Pilkada provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dipastikan berjalan dengan aman dan damai. Alasannya, semua warga Aceh sudah siap dengan proses demokrasi dan cukup antusias mengikuti pesta demokrasi yang akan digelar pada 11 Desember 2006.
Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Bachtiar Aly mengungkapkan, antara pihak (mantan) Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan non-GAM sudah tidak ada masalah. Mereka semua ingin proses pilkada di sana berjalan dengan baik, tidak ada kekerasan lagi.
“Tidak friksi lagi antara yang GAM atau bukan. Indikasinya GAM tidak mendukung salah satu pasangan yang ada. Masyarakat Aceh hanya mengingingkan figur yang bisa dipercaya, karena itu lebih penting,” kata Bachtiar kepada pers di Gedung DPR, Jakarta, Jum’at (8/12).
Ia menambahkan, yang justru perlu dikhawatirkan adalah apakah pihak Jakarta akan mendukung penuh bila yang menang adalah mantan anggota GAM. “Keikhlasan pihak pemerintah pusat itu yang perlu kita perhatikan,” ujar dia.
Sementara itu, anggota Komisi II Ferry Mursyidan Baldan mengatakan, pilkada Aceh insya Allah akan berlangsung dengan lancar. “Warga Aceh sangat serius mengikuti pilkada ini. Rumah mereka pun dipersilahkan ditempeli gambar-gambar para calon gubernur dan wakilnya,” ucapnya.
Bahkan, ada di antara mereka yang memberikan bantuan kepada kandidat ketika kesempatan kampanye. “Biasanya kandidat yang membagikan bantuan, tapi ini ada warga yang justru memberikan uang kepada salah satu calon. Ini menarik,” imbuh Ferry, politisi asal Fraksi Partai Golkar (F-PG). (dina)