Forum Umat Islam (FUI), forum gabungan pimpinan dan aktivis ormas dan lembaga Islam, hari ini menyampaikan surat resmi pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terkait dengan ditundanya tanpa batas waktu eksekusi hukuman mati terhadap Tibo cs.
Surat yang disampaikan FUI itu, merupakan mandat dari hasil Rapim Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang digelar pada Selasa (12/9) kemarin.
Dalam surat tersebut, FUI minta agar sebagai Kepala Negara Republik Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak terpengaruh dengan adanya desakan dan intervensi asing, termasuk Paus Benediktus XVI, dalam melaksanakan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap terhadap Fabianus Tibo, Dominggus da Silva dan Marinus Riwu.
Penundaan tanpa batas waktu eksekusi terhadap terpidana Tibo cs, menurut FUI berpotensi menimbulkan konflik horisontal, bahkan lebih jauh lagi akan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat, para korban pada khususnya dan umat Islam pada umumnya, atas penegakkan hukum di Indonesia. Di samping itu akan muncul pandangan bahwa pemerintah bersikap tidak adil, karena sangat tegas dalam penegakkan hukum bagi umat Islam, tapi bersikap ‘lemah lembut’ bagi warga non Muslim.
Untuk itu FUI mendesak Presiden SBY agar segera melaksanakan hukuman eksekusi Tibo cs dan menginstruksikan pada Kapolri agar menindak tegas pihak-pihak yang melakukan provokasi ingin memisahkan diri dari NKRI kalau eksekusi dilaksanakan. Menurut pandangan FUI, tindakan itu nyata-nyata sebuah tindakan makar.
Surat tersebut diserahkan oleh perwakilan FUI antara lain, Michdan dari Tim Pengacara Muslim, Ferry Nur dari KISPA dan M. al-Khathath selaku Sekjen FUI, ke Sektrariat Negara dan diterima oleh seorang pejabat TU Sekneg. Dalam surat untuk Presiden SBY itu, FUI melampirkan foto-foto korban tragedi Poso.
Kecam Pernyataan Paus Benediktus
Pada saat yang sama, FUI juga menyampaikan kecamannya terhadap pernyataan Paus tentang Rasulullah saw. Dalam siaran persnya, FUI menuntut Paus Benediktus minta maaf pada kaum Muslimin, mengoreksi kesalahannya yang fatal dan mengundurkan diri dari pimpinan umat Katolik sedunia.
FUI juga menyerukan pemerintah RI dan pemerintah dunia Islam membekukan hubungan dengan Vatikan, sampai Paus Benediktus minta maaf dan mundur dari jabatannya.
FUI meminta umat Islam menyadari bahwa pernyataan Paus adalah fitnah bagi umat Islam sedunia. Untuk itu, umat Islam sedunia harus merapatkan barisan dan berjuang menyatukan semua kekuatan Islam untuk menegakkan Khilafah Islamiyah. (ln)