Pernyataan DPP Partai Golkar yang mengejutkan akan memisahkan diri dengan Partai Demokrat, mulai mengerucutkan arah koalisi partai politik pada pemilu presiden mendatang. Menanggapi peta politik menjelang pilpres, Ormas dan gerakan Islam mendorong bersatunya kubu partai politik Islam.
"Dengan pisahnya Golkar dari SBY, berarti kekuatan akan terpecah menjadi tiga kubu yakni SBY, Golkar dan Mega. Maka sudah saatnya kubu Islam yang terdiri dari PKS,PAN,PPP,PKB,PKNU,PMB, bersatu, dan bertawakal pada Allah SWT maju dalam Pilpres Juli," kata Sekjen Forum Umat Islam (FUI) M. Al-Khaththath dalam pesan singkat yang diterima Eramuslim, Kamis (23/4).
Forum Umat Islam (FUI yang merupakan gabungan dar ormas-ormas dan gerakan Islam, menurutnya, dengan kekuatan penuh (full power) mendukung kemenangan partai Islam. "Umat Islam menunggu datangnya hari gembira itu, Allahu Akbar," tegas Khaththath.
Sebelumnya, Rabu malam bertempat di kediaman Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin beberapa tokoh Islam diantaranya Hidayat Nur Wahid, Sekretaris Jenderal Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Agus Salim, Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ichwan Sam, Rektor ITB Heri Suhardianto, dan Ketua MUI Nazli Adlani.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin berencana untuk mendorong terbentuknya koalisi Islam, karena lima partai Islam dan berbasis massa Islam masuk dalam sepuluh peringkat besar pemilu legislatif lalu.
"Kita bersyukur pada parpol yang berbasis Islam masuk dalam sepuluh besar. Kita harap yang masuk dalam 10 besar ini bisa bergabung berkoalisi strategis,dimana bisa menyikapi persoalan strategis dan juga bisa bertanggung jawab moril untuk bisa bersama-sama," ujarnya.
Menurut Din, gagasan koalisi ini bukan pikiran yang sekteranistik, karena suara parpol Islam sangat signifikan jika bisa bergabung.
"Parpol Islam punya kekuatan yang besar, dan itu yang ingin kita munculkan. Baru setelah itu kita berkoalisi dengan parpol berbasis nasionalis," jelasnya.
Saat ditanya apakah pertemuan ini akan mengarah pada pencalonan capres dan cawapres, Din membantahnya, karena dalam pertemuan itu dirinya hanya sebagai motivator.
Selain itu, Din juga menolak wacana tentang boikot hasil pemilu legislatif lalu, dengan alasan pertimbangan utama ekonomi dan juga ongkos sosial politik yang tidak sedikit. Apabila ada kekurangan, sebaiknya menjadi perbaikan kedepan. (nov/dt)