Ketua Front Perjuangan Muslimin Indonesia (FPMI) A Muslim Arbi menilai, selama ini terdapat ketidakadilan pihak Barat dalam memandang Islam, bahkan mereka terus menerus meremehkan kekuatan Islam, padahal saat ini kekuatan muslim tidak bisa dikalahkan oleh kalangan barat manapun.
"Pihak barat selama ini selalu merasa benar sendiri. Mereka baru merasakan kekuatan Islam, kalau mereka kewalahan menghadapi kaum muslimin yang militan, "ujarnya menanggapi perkembangan perjuangan kaum muslimin di dunia.
Menurutnya, salah satu cara untuk menyelamatkan pertentangan antara muslim dengan barat, dengan melakukan dialog secara damai dengan kalangan militan Islam, untuk kemudian harus ada kesepahaman untuk tidak saling menyerang.
"Selama ini orang-orang Islam di mana pun adalah orang yang suka damai. Karena itu janganlah umat Islam didahului. Karena kalau didahului dan dimusuhi, Islam akan bangkit, " tegasnya.
Sebelumnya Pakar terorisme dan pergerakan Islam asal Prancis, Anne Giudicelli yakin bisa mengalahkan ideologi Al-Qaidah dengan cara membuka dialog dengan organisasi yang dikenal sebagai organisasi garis keras itu.
Menurut Giudicelli, yang pernah menjadi penasehat anti-terorisme di kementerian luar negeri Prancis, dialog yang mendalam adalah langkah pertama untuk menghadapi al-Qaidah. "Saya yakin, lewat dialog dengan jajaran pimpinan al-Qaidah, kita bisa meyakinkan mereka bahwa ideologi mereka tidak realistik dan tidak bisa diaplikasikan, " ujarnya.
Selain itu, kata Giudicelli, lewat dialog, para pimpinan Al-Qaidah bisa diyakinkan bahwa mereka tidak akan berhasil memaksakan hukum Islam di tengah masyarakat Eropa.Giudicelli pun menyayangkan sikap Eropa yang menolak tawaran "gencatan senjata" dari Usamah bin Ladin, pascaperistiwa pemboman kereta api di Madrid tahun 2004 lalu. Giudicelli menilai sikap Uni Eropa itu tidak bijaksana. (novel)