Front Pembela Islam mengingatkan agar umat beragama di luar Islam tidak ikut campur dalam proses penyelesaian masalah Ahmadiyah di Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab saat jumpa pers di Hotel Sofyan Cikini, Jakarta, Kamis (8/5).
"Saya ingatkan kepada pihak-pihak atau umat beragama diluar Islam, agar tidak ikut campur urusan fatwa MUI, urusan umat Islam yang ingin menyelesaikan urusan Ahmadiyah, " tegasnya
Ia mencontohkan, tindakan Pimpinan Konferensi Wali Gereja Indonesia Romo Benny Susetyo yang ikut turun menggelar unjuk rasa membela Ahmadiyah beberapa waktu lalu, bisa memperlebar persoalan antara Islam-Ahmadiyah.
"Jangan memperlebar konflik yang semula antar Umat Islam dengan Ahmadiyah, nanti melebar antara Islam dengan Kristen kita tidak mau, " ujarnya.
Habib Rizieq menegaskan, pihaknya bersama umat Islam sangat menghargai keberadaan umat beragama lain di Indonesia, karena kebebasan, kemajemukan, keragaman itu merupakan sunatullah.
Adapun urusan Ahmadiyah ini, lanjutnya, bukan soal kebebasan agama tapi penodaan agama. Karenya, Dia sangat memuji pernyataan Wakil Presiden M. Jusuf Kalla yang mengatakan bahwa penerbitan SKB tentang Ahmadiyah itu salah satu cara untuk meredam konflik. "Pernyataan Wapres sangat bagus, sangat pantas, sangat terpuji, dan sesuai kapabiltas beliau yang merupakan seorang negarawan yang menginginkan kedamaian dan ketenangan bagi NKRI, " tandasnya.
Mengenai penyataan kasar Anggota Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Bidang Hukum yang juga pembela Ahmadiyah Adnan Buyung Nasution terhadap Ketua MUI KH. Ma’ruf Amin, Habib Rizieq menegaskan, Adnan Buyung pantas untuk dipecat karena tiga alasan pertama menyalahgunakan jabatannya, kedua melakukan provokasi dan penghinaan, ketiga integritas moral yang sangat rendah.
"Di mana-mana dia selalu menantang, saat ini umat Islam masih bisa menahan diri. Kalau memang mau membela Ahmadiyah atau siapa saja, itu hak pribadi. Tapi kalau Buyung ingin menghina kami, memprovokasi kami, menantang kami, maka saya persilahkan Adnan Buyung untuk menetapkan tanggal, hari, jam, dan medan perangnya, kami siap menghadapi. Jangan memancing konflik ditingkat grassroot di bawah, " pungkasnya.(novel)