Selain gencar menyuarakan kampanye Sehari Tanpa Nasi dan Sehari Tanpa Mobil Dinas, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail juga diminta untuk gencar menolak kampanye kondom yang diusung Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi.
Ketua Front Pembela Islam (FPI) Depok meminta Nur Mahmudi berani menolak kampanye tersebut. Ketua FPI Depok Habib Idrus Al Gadhri mengatakan hal itu seiring dengan jargon wali kota bahwa Depok Kota Layak Anak. Namun nyatanya, sesuai data kepolisian, jumlah seks bebas di kalangan remaja Depok naik drastis.
“Walaupun ini skalanya nasional, kami FPI ingin setiap daerah menolak ini, saya tantang wali kota Depok juga berani dengan tegas menolak ini,” tuturnya seperti dilansir Okezone, Rabu kemarin (27/06).
Apalagi, kata dia, penggunaan kondom marak di sarang-sarang maksiat seperti hotel dan kafe mesum. Ditambah lagi dengan peredaran miras. “Apalagi mau puasa, kalau wali kota dan Satpol PP tak juga menutup tempat-tempat maksiat, saya dan FPI akan turun sendiri samperin datang langsung ke rumah wali kota, dilarang saja masih banyak seks bebas, apalagi kalau kondom dibagikan,” tegasnya.
Hal itu, kata Idrus, terkait erat dengan membuat bobrok moral remaja. “Ini masalah akhlak, Indonesia negara mayoritas muslim, apalagi Depok kota religius, masa remajanya akhlaknya jeblok,” tukasnya.
Dalam rilisnya yang dikirimkan Ketua FPI Kota Depok Habib Idrus Al Gadhri kepada wartawan, Ketua Umum FPI Habib Rizieq Syihab mengatakan secara tidak langsung, upaya melegalkan perzinahan ini dinilai sangat keterlaluan.
Betapa tidak, kata dia, penduduk Indonesia yang mayoritas muslim seharusnya mendapat perlindungan dari pemerintah terkait hal-hal yang merusak moral dan akhlak, bukan malah menambah peluang untuk berzina.
“Dalam mengambil keputusan, Menkes baru ini seakan menutup mata dan telinga dengan kenyataan yang ada. Perzinahan seks bebas dilarang dalam ajaran agama Islam, seharusnya Menkes memahami kondisi tersebut sehingga tidak serampangan mengambil keputusan. Tentu saja rencana Menkes tersebut mendapat reaksi keras dari berbagai kalangan umat Islam,” kata Habib Rizieq.
Menurut Habib Rizieq, pola pikir Menkes sudah mengacu pada pola liberal. Menkes dinilai hanya melihat statistik saja tidak melihat moralitas, padahal persoalan ini juga menyangkut moral. Artinya, kampanye itu sama saja membebaskan hubungan seks karena ada kondom.
“Menkes RI yang baru, Nafsiah Mboi, adalah menteri dengan pola pikir liberal, karena baru saja jadi menteri sudah bikin heboh dengan kampanye kondom bagi remaja yang belum menikah, dengan dalih untuk cegah AIDS dan cegah kehamilan di luar nikah”, ujarnya.
Habib Rizieq menegaskan maksud Menkses ini agar para remaja yang melakukan hubungan seks dini, tanpa menikah, aman saat berhubungan seks. Dengan kata lain, aman berzina, tanpa berisiko tertular penyakit HIV/AIDS. Cara mengatasi Aids seperti itu menurut Habib Rizieq merupakan propaganda zina dikalangan remaja sekaligus kampanye pembodohan.
“Ini adalah kampanye penyesatan, karena merupakan propaganda zina di kalangan remaja. Juga merupakan kampanye pembangkangan karena melanggar Undang-Undang yang melarang pemberian alat kontrasepsi kepada yang belum menikah, sekaligus merupakan kampanye pembodohan, karena ukuran Virus HIV penyebab AIDS jauh lebih kecil dari pada ukuran pori-pori kondom, apalagi saat kondom meregang, sehingga kondom tidak akan bisa cegah virus HIV / AIDS”, lanjutnya.
Ketua FPI Depok Habib Idrus Al Gadhri menilai kampanye tersebut sudah melegalkan free sex. Tindakan tersebut, kata Idrus, justru lebih parah diterapkan di Indonesia jika dibandingkan Amerika yang memang negara liberal.
“Ini bisa melegalkan seks bebas, dan bisa membuat remaja bebas memproduksi anak, betul-betul tidak mendidik,” tegas Idrus.
Sebelumnya ada kasus siswi SD di Depok yang melakukan hubungan intim dengan kekasihnya seorang pemuda berusia 21 tahun. Data di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Depok, rata-rata terdapat 10 kasus remaja di bawah umur bersetubuh per bulan.
Jumlah itu diklaim terus meningkat dimana pihak perempuan masih berusia 12 hingga 17 tahun. Sementara pihak pria berumur sama atau bahkan sudah usia dewasa. Mayoritas dari para remaja itu, justru melakukan hubungan intim tanpa kondom.(fq/okezone)