Fakta Unik: Sebelum Turun Imam Khomeini, Di Iran Belum Wajib Shalat Jum'at


Rupanya banyak fakta unik tentang Syi’ah yang jarang diketahui umat muslim pada umumnya. Hal ini terungkap saat KH. Kholil Ridwan yang tampil sebagai Keynote Speaker dalam seminar tentang kesesatan Syiah, kemarin, Jum’at/10/06/2011, mengeluarkan sebuah cerita yang unik tentang kehidupan Syiah di Iran.

Beliau mengaku mendapatkan kisah ini langsung dari almarhum KH. Irfan Zidny, mantan pengurus PBNU yang sempat 11 tahun di Irak dan bergaul dengan orang Syi’i.

“Beliau (KH Irfan Zidny, red) cerita banyak yang lucu-lucu dari Syiah di Iran. Syiah itu tidak ada shalat jumat sebelum kedatangan Khomeini. Karena Imam ke 12 masih gaib."

"Jadi gimana mau shalat, Imamnya aja masih gaib. jadi gambar-gambar kubah di Iran itu pun bukan mesjid, tapi kuburan.” cerita KH. Kholil mengagetkan para pengunjung seminar.

Lalu kapankah Iran baru mendirikan Shalat Jum’at secara bersama-sama? KH. Kholil menyebutkan bahwa shalat jum’at di Iran baru dapat terlaksana ketika revolusi Iran meletus dan melambungkan nama Imam Khomeini. “Nah setelah revolusi Iran baru diadakan Shalat Jum’at karena Imamnya sudah muncul yakni Khomeini yang tampil sebagai pemimpin spiritual Iran."

Namun uniknya, berbeda dengan shalat jum’at yang dilakukan kaum muslim, shalat Jum’at yang dilaksanakan kaum Syiah hanya didirikan di satu tempat, yakni Teheran. Semua kaum Syiah pun melaksanakannya berbondong-bondong di satu tempat itu.

“Beda dengan di kita, Shalat juma’at di Iran waktu itu cuma ada satu, yaitu di Teheran dan semua warga Iran shalat jum’at disana dan imamnya harus Presiden Banisadr atas petunjuk Khomeini. Bayangkan segitu banyaknya kaum Syiah di Iran tempat shalat jum’atnya hanya satu dan imammnya harus Presiden Banisadr.” papar KH. Kholil Ridwan memancing tawa para jama’ah yang memadati areal Mesjid Al Furqon DDII.

Menariknya, suatu ketika Shalat Jum’at di Iran terpaksa diliburkan ketika Kanselir Jerman datang ke Iran bertepatan dengan waktu Shalat Jum’at. Bannisadr yang memiliki kewajiban sebagai Presiden dan sekaligus Imam Shalat Jum’at tentu bimbang. Dan dengan terpaksa ia lebih memilih menyambut Kanselir Jerman tersebut, dan mengontak perwakilan Mesjid.

“Shalat Jum’at dibatalkan dulu, karena Presiden dapat kunjungan tamu negara dari Jerman,” tambah KH Kholil, lagi disambut tawa riuh dari jama’ah. (pz)