Faizal Assegaf Beri Kritikan Pedas ke Luhut: Wajar Menyulut Amarah dan Kebencian Rakyat

eramuslim.com – Kritikus Faizal Assegaf, memberikan tanggapan terkait pertikaian antara Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Terang-terangan Faizal menyebut, Luhut memiliki akting sangar minim senyum dan mata melotot pada mereka yang berbeda pandangan politik.

“Sikap arogansi Luhut sudah menjadi watak. Ihwal norak dan tendensius tersebut, acap kali muncul merusak nurani dan akal sehat publik. Norak lantaran makin tua, martabat kian merosot,” ujar Faizal dalam keterangannya (24/7/2023).

Dengan setumpuk jabatan, kata Faizal, Luhut merasa paling perkasa. Untuk itu, dia dengan mudah berbicara sebagaimana kehendaknya.

“Hantam sana, hajar sini, demi memuluskan aneka hajat. Wajar menyulut amarah dan kebencian rakyat,” ucapnya.

Tambahnya, Luhut ngotot memaksa sederet kebijakan yang dinilai culas dan tidak adil. Mulai dari tentang skandal lahan sawit, subsidi kendaraan listrik, nyerocos Capres harus orang Jawa, intrik kudeta Golkar, dan masih banyak lagi.

“Yang terbaru dan memicu pro-kontra, Luhut tiba-tiba nongol menuding AHY Ketum Demokrat kampungan. Sentilan itu terkait respon Luhut soal partai Demokrat yang tengah berperkara di Mahkamah Agung (MA),” tukasnya.

Hasilnya, tutur Faizal, saling baku hantam opini terjadi antara Luhut, AHY dan loyalis Demokrat. Hal itu tidak terhindarkan lantaran sikap yang diperlihatkan Luhut.

“Sikap Luhut dinilai sangat lancang dan kurang ajar. Lantaran selaku Menko Marves terlibat obok-obok partai. Sebaliknya, Luhut mungkin merasa selaku politisi Golkar dan sekaligus tukang pukul Istana. Terusik karena AHY menuduh rezim Jokowi berupaya menjegal Demokrat melalui tangan MA,” tuturnya.

“Luhut hangus digoreng. Disebut jauh lebih kampungan dari AHY. Setidaknya, Luhut kali ini turun ke level paling terendah. Pak tua terlibat debat kusir dengan kaum muda jejaring medsos,” sambung dia.

Lebih lanjut dikatakan Faizal, hal itu membuat SBY dan para elite Partai Demokrat termehek-mehek melihat lawakan Politik yang coba dilakukan Luhut.

“Mestinya, Luhut tahu diri, menjadi tua wajib bersikap lembut dan bijak. Bukan tambah ganas dan kampungan. Mirip lagu yang terkenal di kalangan anak-anak muda: Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi-jadi,” kuncinya.

 

(Sumber: Fajar)

Beri Komentar