Eramuslim.com – Kebijakan untuk mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton di tahun keempat menunjukan kegagalan pemerintahan dalam menunaikan janjinya kepada masyarakat Indonesia.
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, di Jakarta, Sabtu (13/1) mempertanyakan apakah dengan kebijakan itu harga akan turun. Jangan, justru yang dikhawatirkan akan menimbulkan panic buying seperti operasi pasar yang besar maupun kebijakan impor.
“Atau ada pesanan? padahal Pemerintah juga sudah membentuk Satgas Pangan. Kemana mereka? Kenapa kebijakan seperti ini berulang sepanjang masa, menjelang Pemilu?,” Fahri mempertanyakan.
“Jika masalah di sisi distribusi, yang mengakibatkan cadangan besar kita tidak cukup, Bulog juga harus dievaluasi. Tugas Bulog adalah menyerap beras hasil petani, tugas ini lebih kompleks dibanding impor,” paparnya.
Masih dikatakan dia, padahal belum hilang dalam ingatan kalau pemerintah berjanji tidak akan terjadi gejolak harga.
Akan tetapi, mana janjinya sekarang?, selama ini masyarakat dininabobokan dengan keberadaan data perberasan, sampai-sampai pemerintah selalu mengklaim stok beras cukup untuk beberapa bulan ke depan.