Eramuslim.com – Dalam pidato pembukaan Kongres Nasional I Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) yang di hadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), Fahri Hamzah mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai ada gejala pemanasan politik yang akan terjadi seperti peristiwa 98.
“Kita punya keprihatinan. Dan keprihatinan 20 tahunan ini real faktanya. Ini harus diantisipasi. Dalam timeline itu ada positif, runtuhnya orde lama lahir orde baru, kita merdeka 45 tapi 48 ada pemberontakan PKI. Kita harus menjaga timeline positif. Kami akan mensosialisasikan pikiran dan kewaspadaan ini bahwa gejala-gejala pemanasan politik yang sekarang terjadi tentu ada akar dan siklusnya. Karena itu harus waspada,” kata Fahri.
Fahri mengingatkan pada pemerintah untuk tidak sibuk pada persoalan perdangangan saja, tetapi harus bisa mengelola politik dengan baik, agar tidak terjadi yang tak diinginkan.
“Kita boleh sibuk berdagang tapi kalau politik tak dikelola dengan baik ya sama saja bisa jadi masalah,” katanya.
Fahri menerangkan pemanasan politik ini bisa dilihat dari Pilkada DKI Jakarta, yang dimana salah satu calon dihadapkan oleh persoalan penistaan agama yang membuat umat muslim marah.
“Ya ini kan ada Pilkada DKI. Karena ini di ibukota kita ya ini pemanasan karena membacanya dalam timeline 20 tahunan itu bisa jadi pemanasan, kalau kita gagal bisa jadi ekor gejolak yang tak bisa dikendalikan makanya mari bersatu hadapi ini, jangan diremehkan,” tegasnya.
Dengan begitu Fahri meminta pemerintah untuk mewaspadai akan terjadi peristiwa 98 yang dimana Presiden Soeharto tumbang ditengah jalan oleh rakyatnya sendiri.
“Tidak ada yang mau pemerintahan jatuh secara tak sah. Kita angkatan 98 komit lahirkan konstitusi baru dan itu sudah mengatur priodesasi kepemimpinan dan kita sudah taat dengan itu. Mohon juga pemimpin negara ini mau berdiskusi, jangan anggap remeh situasi masyarakat apalagi ditambah krisis ekonomi. Saya kira itu ajakan positif. Kami tak ada pikiran negatif,” pungkasnya. (ts/ts)