Eramuslim.com – Keputusan program Vaksinasi Gotong Royong Individu dengan menjual vaksin Sinopharm di Kimia Farma menjadi pro kontra. Pasalnya vaksinasi tersebut tidak dilakukan di bawah korporasi, tetapi bisa diperjualbelikan orang per orang. Harga yang dipatok adalah sebesar Rp 879.140, dan disediakan 5 ribu dosis. Epidemiolog dari Griffith University Australia kecewa dengan program tersebut.
“Kalau secara public health ini bukan cara yang efektif capai cakupan vaksinasi kita secara jauh dari yang ditargetkan,” katanya kepada JawaPos.com, Minggu (11/7).
Ia justru menyindir, pemerintah semestinya blak-blakan atau transparan jika memang sudah tak punya uang lagi untuk menjalankan program vaksinasi secara gratis. Sebab pada dasarnya, vaksinasi harus digulirkan secara gratis kepada rakyat.
“Namun menurut saya pemerintah terus terang saja kemungkinan kalau memang sudah tak ada dana, jadi perlu peran sebagian masyarakat. Ya terus terang saja, kita kan bangsa yang semangat gotong royong ya. Ya walaupun secara regulasi, UU mensyaratkan itu, harusnya disediakan pemerintah, di banyak negara juga begitu ya, gratis. Zaman perjuangan juga kan pemerintah juga dibantu rakyat,” tegasnya.