Eks KSAU: Aneh, Untuk Apa Prabowo Borong Pesawat A400M Rp4,4 T?

Eramuslim.com – Untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia akan memiliki pesawat canggih Airbus A400M, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat ini telah memesan dua pesawat jumbo tersebut.

Di mana harga satu unitnya mencapai Rp2,2 triliun. Itu artinya RI siap merogoh kocek Rp4,4 triliun untuk menebus dua pesawat canggih tersebut. Karena terpikat kecanggihannya pula, Prabowo bahkan berniat menambah pesanannya atas A400M yakni sebanyak empat unit lagi.

Adapun dua pesawat canggih ini sengaja dibeli Prabowo untuk multiperan tanker dan pesawat angkut personel. Pemesanan dilakukan Prabowo di sela-sela pameran dirgantara Dubai. Kontrak pesanan akan berlaku efektif pada tahun 2022.

Termasuk paket dukungan lengkap perawatan dan pelatihan. Prabowo menilai, pesawat ini akan memiliki peran penting dalam misi kemanusiaan dan penanganan bencana.

 

Prabowo kok borong Airbus A400M

 

Publik tentu bertanya-tanya, seperti apa pesawat ini dan seberapa bermanfaat bagi Indonesia. Terkait hal ini, Eks KSAU Marsekal (purn) Chappy Hakim angkat bicara. Dia juga melontarkan kritiknya pada Prabowo atas pembelian dua pesawat A400M.

Menurut dia, A400M merupakan produk pesawat yang relatif baru. Dari catatannya, pesawat ini baru terbang perdana 2009 dan menjalani operasional tes pada 2013 lalu. Chappy justru berharap agar lebih baik Prabowo membeli Hercules ketimbang dua pesawat canggih tersebut.

“Jadi teknologi memang maju. Tetapi kita harus tahu dibeli untuk apa, harus jelas. Kalau dia tujukan untuk pesawat angkut barang, kargo, tactical airlifter, saya lebih menyarankan lebih baik beli Hercules. Karena kita sudah pakai Hercules lebih dari 50 tahun,” kata dia di AKI Malam, dikutip Hops.id, Senin 22 November 2021.

Menurut Chappy, jika Prabowo beli Hercules, maka banyak orang berpengalaman yang bakal bisa mengoperasikannya termasuk melakukan pemeliharaan. Berbeda dengan A400M, di mana RI tentu harus menyesuaikan dan membeli banyak barang-barang tambahan untuk mendukung pesawat canggih tersebut. Itulah keanehan dari kacamatanya.

“Membeli pesawat itu bisa satuan, tapi alangkah lebih baik langsung satu skuadron. Sebab kalau cuma beli segitu harganya jadi mahal. Beli satu pesawat dengan beli skuadron sama saja harga barang dukungannya. Itu belum bicara training, dan lain-lainnya. Sebab pesawat angkut militer itu beda dengan angkut barang biasa,” katanya.

Saat ditanya apakah Prabowo tak tepat membeli dua pesawat tersebut, Chappy bilang tak bisa langsung digaris bawahi demikian. Dalam dunia penerbangan, memang sesekali wajar membeli pesawat canggih.